Ilmuwan Temukan “Tombol Rahasia” di Otak yang Bisa Mematikan Rasa Lapar, Harapan Baru Atasi Obesitas!

06 Oktober 2025 17:25
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Jika riset ini berhasil diterapkan, masa depan pengendalian berat badan bisa berubah drastis. Bayangkan jika tubuh memiliki “tombol alami” yang bisa mematikan rasa lapar—dan para ilmuwan kini tahu di mana tombol itu berada.

Sahabat.com - Peneliti dari Universitas Leipzig dan Charité, Universitätsmedizin Berlin baru saja menemukan mekanisme tersembunyi di otak yang bisa mengontrol rasa lapar dan berat badan. 

Mereka mengidentifikasi peran penting protein bernama MRAP2, yang ternyata menjadi kunci pengatur sinyal kenyang dalam otak. Penemuan ini disebut-sebut bisa membuka jalan baru untuk mengobati obesitas tanpa harus mengandalkan diet ekstrem atau operasi mahal.

Dalam studi yang baru dipublikasikan di jurnal Nature Communications, para ilmuwan menemukan bahwa protein MRAP2 membantu reseptor otak bernama MC4R (melanocortin-4 receptor) bekerja lebih efektif. Reseptor ini biasanya memberi sinyal kepada tubuh untuk berhenti makan. Dengan bantuan MRAP2, sinyal tersebut menjadi lebih kuat sehingga tubuh tahu kapan sudah cukup makan.

Menurut Dr. Patrick Scheerer dari Charité, pemimpin proyek penelitian ini, mereka berhasil memahami bagaimana struktur tiga dimensi dari reseptor MC4R bekerja bersama obat dan hormon tertentu, seperti setmelanotide, yang telah terbukti dapat menekan nafsu makan. 

“Pengetahuan ini membuat kami bisa memahami lebih dalam cara kerja reseptor yang berperan dalam mengontrol rasa lapar,” ujarnya.

Profesor Annette Beck-Sickinger, salah satu peneliti utama dari Leipzig University, menambahkan bahwa temuan ini menjadi langkah penting dalam memahami cara otak mengatur nafsu makan. 

“Kami bangga bisa berkontribusi dalam memahami bagaimana reseptor ini berpindah dan tersedia di permukaan sel. Itu berarti kita bisa mulai mencari cara untuk meniru proses alami ini dalam terapi,” jelasnya.

Tim ini menggunakan teknologi mikroskop fluoresensi dan pencitraan sel tunggal untuk melihat bagaimana MRAP2 bekerja di dalam otak. Hasilnya menunjukkan bahwa tanpa MRAP2, reseptor MC4R tidak bisa berpindah ke permukaan sel, sehingga sinyal “berhenti makan” tidak tersampaikan dengan efektif. 

Temuan ini membuka potensi baru dalam menciptakan terapi yang bisa meniru atau memodulasi fungsi MRAP2 guna membantu orang dengan obesitas dan gangguan metabolisme lainnya.

Profesor Heike Biebermann dari Charité mengatakan, kolaborasi internasional ini melibatkan banyak pendekatan berbeda—dari biologi struktural hingga farmakologi molekuler—dan berhasil mengungkap aspek penting dari pengaturan nafsu makan yang sebelumnya tersembunyi. 

“Kami akhirnya melihat bagaimana otak benar-benar ‘mematikan’ rasa lapar di tingkat sel,” katanya.

Dr. Paolo Annibale dari University of St Andrews di Inggris juga menyebut riset ini sebagai “peluang menarik” untuk memahami proses biologis di dalam sel dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Riset besar ini merupakan bagian dari proyek Collaborative Research Centre (CRC) 1423, yang didanai oleh German Research Foundation (DFG) dan melibatkan lima universitas di Jerman. 

Para ilmuwan berharap temuan ini suatu hari bisa digunakan untuk mengembangkan obat baru yang meniru cara kerja MRAP2, sehingga membantu jutaan orang yang berjuang dengan obesitas di seluruh dunia.

Jika riset ini berhasil diterapkan, masa depan pengendalian berat badan bisa berubah drastis. Bayangkan jika tubuh memiliki “tombol alami” yang bisa mematikan rasa lapar—dan para ilmuwan kini tahu di mana tombol itu berada.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment