Sahabat.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rumah Sakit Rakyat Provinsi Guangdong mengungkapkan bahwa wanita hamil dengan kadar folat yang rendah atau terlalu tinggi berisiko lebih besar melahirkan anak dengan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan cacat lahir yang paling umum, mempengaruhi sekitar 2,3% dari semua kelahiran.
Folat, yang merupakan vitamin B esensial, berperan penting dalam perkembangan janin dan direkomendasikan untuk mencegah berbagai cacat lahir. Meskipun terdapat peningkatan asupan folat melalui suplementasi dan fortifikasi makanan, hubungan antara folat dan PJB masih kontroversial, dengan hasil penelitian sebelumnya yang bervariasi.
Studi ini, yang diterbitkan dalam JAMA Network Open berjudul "Maternal Serum Folate During Pregnancy and Congenital Heart Disease in Offspring," menemukan hubungan berbentuk U antara kadar folat serum ibu pada awal kehamilan dan risiko PJB pada anak. Temuan ini menunjukkan bahwa baik kadar folat yang rendah maupun tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung bawaan.
Penelitian melibatkan 129 anak yang didiagnosis dengan PJB dan 516 anak yang tidak. Sampel darah ibu diambil sekitar minggu ke-16 kehamilan untuk mengukur kadar folat, vitamin B12, dan homosistein. Data serum ibu dikelompokkan menjadi tiga kategori: rendah (25%), sedang (50%), dan tinggi (25%).
Ibu yang memiliki kadar folat rendah berisiko tiga kali lebih tinggi melahirkan anak dengan PJB dibandingkan dengan ibu dalam kelompok kadar folat sedang. Sementara itu, ibu dengan kadar folat tinggi juga mengalami peningkatan risiko, dengan peluang 1,81 kali lebih besar untuk memiliki anak dengan kondisi yang sama.
Vitamin B12 dan Homosistein
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu yang kekurangan vitamin B12 dan memiliki kadar folat rendah berisiko tujuh kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner. Pada kelompok dengan kadar folat tinggi, kekurangan vitamin B12 dikaitkan dengan risiko enam kali lebih tinggi.
Kadar homosistein yang tinggi, bersamaan dengan kadar folat yang rendah, menunjukkan kemungkinan risiko penyakit jantung koroner hampir sembilan kali lebih besar. Selain itu, peningkatan kadar homosistein berkontribusi sekitar 32,9% dari hubungan antara kadar folat rendah dan risiko penyakit jantung koroner.
Homosistein, yang merupakan asam amino penting, berperan dalam siklus metabolisme tubuh. Kadar homosistein yang tinggi sering disebabkan oleh kekurangan folat, vitamin B12, atau vitamin B6, serta mutasi genetik yang mempengaruhi enzim dalam siklus tersebut.
Kondisi ini juga dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti konsumsi kopi berlebihan, alkohol, atau merokok, yang diketahui dapat meningkatkan kadar homosistein dalam darah.
Dengan temuan bahwa kadar folat yang tidak seimbang berkaitan dengan risiko penyakit jantung koroner, penelitian ini menimbulkan pertanyaan tentang mekanisme mendasar yang perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pengaruh nutrisi selama kehamilan terhadap kesehatan jantung anak.
0 Komentar
Ibu Hamil Harus Diprioritaskan dalam Program Vaksinasi Pandemi
Amankah Sodium Dehidroasetat Sebagai Bahan Pengawet Makanan?
Sleep Apnea Dapat Mengubah Struktur Otak dan Mempercepat Penuaan
Arnold Schwarzenegger Pernah Mengalami Katup Aorta Bikuspid, Seperti Apa Gejala dan Pengobatannya?
Banyak Wanita Mendapat Nilai Rendah dalam Pola Makan Sehat Selama dan Setelah Kehamilan
Fakta Penting Tentang Flu Burung
Leave a comment