Tes Air Liur Bisa Bantu Deteksi Awal Diabetes dan Obesitas Tanpa Jarum Suntik

01 Agustus 2025 15:25
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan menarik ini datang dari tim peneliti Universitas British Columbia (UBC) Okanagan, yang menunjukkan bahwa kadar insulin dalam air liur dapat mencerminkan kondisi kesehatan metabolik seperti halnya tes darah.

Sahabat.com - Sekarang mendeteksi tanda-tanda awal diabetes dan obesitas tak perlu lagi melalui tes darah yang menyakitkan. Cukup dengan tes air liur, kondisi metabolik seseorang sudah bisa dipetakan sejak dini. 

Temuan menarik ini datang dari tim peneliti Universitas British Columbia (UBC) Okanagan, yang menunjukkan bahwa kadar insulin dalam air liur dapat mencerminkan kondisi kesehatan metabolik seperti halnya tes darah.

Menurut Dr. Jonathan Little, profesor di School of Health and Exercise Sciences UBC Okanagan, lonjakan insulin dalam air liur bisa menjadi alarm dini bahwa tubuh sedang menghadapi masalah metabolik—bahkan ketika kadar gula darah masih normal. 

"Orang dengan obesitas menunjukkan kadar insulin air liur yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang bertubuh kurus atau hanya sedikit kelebihan berat badan," jelasnya. 

Artinya, tubuh bisa menyimpan risiko diabetes tipe 2 jauh sebelum gejalanya muncul.
Diabetes tipe 2 saat ini memengaruhi lebih dari 400 juta orang di dunia dan sering kali baru terdiagnosis ketika kadar gula darah sudah tinggi. 

Namun, kondisi pra-diabetes seperti resistensi insulin dan hiperinsulinemia (insulin tinggi dalam darah) dapat muncul 10 hingga 20 tahun sebelumnya. 

"Kalau kita bisa mendeteksi hiperinsulinemia lebih awal, maka perubahan gaya hidup dan intervensi bisa dilakukan sebelum kadar gula benar-benar melonjak," tambah Dr. Little.

Dalam studi yang melibatkan 94 peserta sehat dengan berbagai ukuran tubuh ini, tiap peserta diminta puasa, minum shake pengganti makan standar, lalu memberikan sampel air liur dan tes gula darah melalui jari. 

Hasilnya mencengangkan: bahkan beberapa orang yang tampak kurus juga mengalami lonjakan insulin dalam air liur, meski kadar gula darah mereka tetap normal. Ini menunjukkan bahwa tubuh ramping tidak selalu berarti metabolisme sehat.

"Temuan ini sangat menarik karena menunjukkan bahwa air liur bisa jadi indikator risiko yang lebih sensitif daripada berat badan atau ukuran pinggang," ujar Dr. Hossein Rafiei, peneliti utama lainnya dalam studi ini. 

Ia menambahkan bahwa ukuran lingkar pinggang ternyata punya korelasi paling kuat dengan kadar insulin dalam air liur dibandingkan indeks massa tubuh (BMI), usia, atau jenis kelamin.

Penelitian sebelumnya dari Dr. Rafiei juga menemukan bahwa kadar insulin air liur mengikuti pola yang sangat mirip dengan insulin dalam darah setelah konsumsi makanan tinggi maupun rendah karbohidrat. 

Ini memperkuat dugaan bahwa tes air liur bukan hanya bisa mendeteksi hiperinsulinemia, tapi juga bisa memprediksi seberapa berat kondisi resistensi insulin yang sedang berkembang.

"Air liur bisa jadi cara sederhana, nyaman, dan non-invasif untuk mengetahui apakah seseorang berisiko mengalami diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, bahkan kanker," tutup Dr. Little.

Dengan kata lain, tes air liur berpotensi besar menjadi alat deteksi kesehatan masa depan yang praktis dan bisa dilakukan kapan saja—tanpa harus ke laboratorium atau menghadapi jarum suntik.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment