Katarak pada Anak Semakin Meningkat, Begini Cara Melindungi Penglihatan Anak Anda

19 November 2024 12:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pemeriksaan mata rutin dengan optometris adalah cara terbaik untuk memahami kesehatan mata dan penglihatan anak Anda. Setiap anak berbeda, dan optometris dapat membantu Anda menemukan metode yang sesuai untuk memantau dan mengelola miopia jika terdiagnosis.

Sahabat.com - Katarak pada anak-anak semakin meningkat. Kondisi ini, yang dikenal juga sebagai rabun jauh atau miopia, sudah memengaruhi hingga 35% anak-anak di seluruh dunia, menurut tinjauan terbaru tentang data global.

Para peneliti memprediksi angka ini akan meningkat menjadi 40% pada tahun 2050, dengan lebih dari 740 juta anak yang hidup dengan miopia.

Lalu, mengapa hal ini penting? Banyak orang mungkin belum menyadari bahwa pengobatan miopia (seperti penggunaan kacamata) lebih dari sekadar kenyamanan atau penglihatan kabur.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, miopia dapat berkembang dengan cepat, meningkatkan risiko kondisi mata serius dan tak dapat dipulihkan. Karena itu, diagnosis dan pengobatan miopia sangat penting untuk menjaga kesehatan mata anak sepanjang hidup.

Berikut ini penjelasan tentang bagaimana miopia berkembang, peran waktu layar – dan apa yang bisa Anda lakukan jika Anda khawatir anak Anda mungkin mengalami rabun jauh.

Apa itu Miopia?

Miopia, yang lebih dikenal dengan sebutan rabun jauh, adalah jenis kelainan refraksi, yaitu masalah penglihatan yang menghalangi kita untuk melihat dengan jelas, terutama benda-benda yang jauh.

Seseorang biasanya mengalami miopia karena bola mata mereka lebih panjang dari ukuran rata-rata. Hal ini bisa terjadi jika bola mata tumbuh terlalu cepat atau lebih panjang dari normal.

Bola mata yang lebih panjang membuat cahaya yang masuk tidak dapat difokuskan dengan baik di retina (lapisan jaringan peka cahaya di bagian belakang mata). Akibatnya, gambar yang terlihat menjadi kabur. Mengontrol pertumbuhan mata adalah faktor utama untuk mencapai penglihatan yang normal.

Miopia Semakin Meningkat pada Anak-Anak

Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun ini meneliti bagaimana tingkat miopia telah berubah selama 30 tahun terakhir. Studi ini menganalisis 276 penelitian yang mencakup 5,4 juta orang berusia 5–19 tahun dari 50 negara di enam benua.

Berdasarkan data ini, para peneliti menyimpulkan bahwa sekitar satu dari tiga anak sudah hidup dengan rabun jauh – dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat. Mereka memprediksi peningkatan signifikan pada remaja: miopia diperkirakan akan memengaruhi lebih dari 50% anak usia 13-19 tahun pada tahun 2050.

Hasil ini sejalan dengan penelitian di Australia pada tahun 2015, yang memperkirakan 36% anak-anak di Australia dan Selandia Baru akan menderita miopia pada tahun 2020, dan lebih dari setengahnya pada tahun 2050.

Studi terbaru ini merupakan tinjauan paling komprehensif mengenai perkembangan miopia pada anak-anak di seluruh dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat miopia terus meningkat, termasuk miopia tinggi atau rabun jauh parah.

Apa Penyebab Miopia?

Miopia berkembang sebagian karena faktor genetik. Orang tua yang mengalami miopia – terutama miopia tinggi – lebih cenderung memiliki anak yang juga mengidap kondisi yang sama.

Namun, faktor lingkungan juga memainkan peran penting.

Salah satu penyebabnya adalah lamanya waktu yang kita habiskan untuk melihat layar. Karena ukuran layar yang semakin kecil, kita cenderung memegangnya lebih dekat. Fokus jangka panjang pada jarak dekat seperti ini telah lama dikaitkan dengan berkembangnya miopia.

Mengurangi waktu layar dapat membantu mengurangi kelelahan mata dan memperlambat perkembangan miopia. Namun, bagi banyak orang, termasuk anak-anak, hal ini bisa menjadi tantangan, mengingat betapa besarnya peran layar dalam kehidupan sehari-hari.

Waktu di Luar Ruangan Lebih Baik daripada Waktu di Layar

Tingkat miopia yang lebih tinggi juga bisa terkait dengan waktu yang lebih sedikit dihabiskan di luar ruangan, bukan semata-mata karena penggunaan layar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan waktu di luar ruangan hingga satu atau dua jam per hari dapat mengurangi risiko timbulnya miopia dalam periode dua hingga tiga tahun.

Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, diduga bahwa intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi dibandingkan cahaya dalam ruangan dapat merangsang pelepasan dopamin. Molekul ini diyakini dapat memperlambat pertumbuhan mata dan membantu mencegah perkembangan miopia.

Namun, penelitian saat ini menunjukkan bahwa setelah seseorang terkena miopia, waktu di luar ruangan hanya memberi sedikit pengaruh terhadap seberapa parah kondisi ini berkembang.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Miopia?

Penelitian dalam pengendalian miopia berkembang pesat. Selain kacamata, ahli optometri memiliki berbagai alat untuk memperlambat pertumbuhan mata dan perkembangan miopia. Metode yang paling efektif adalah:

- Orthokeratology: Menggunakan lensa kontak keras untuk merubah bentuk mata secara sementara dan memperbaiki penglihatan. Lensa ini cukup praktis karena hanya perlu dipakai saat tidur. Namun, orang tua perlu memastikan lensa dibersihkan dan disimpan dengan benar untuk mengurangi risiko infeksi mata.

- Tetes Mata Atropin: Telah terbukti efektif dalam memperlambat perkembangan miopia. Tetes mata ini mudah digunakan, memiliki efek samping yang minimal, dan tidak membawa risiko infeksi yang terkait dengan penggunaan lensa kontak.

Apa Risiko Miopia?

Miopia mudah diperbaiki dengan memakai kacamata atau lensa kontak. Namun, jika seseorang memiliki miopia tinggi (rabun jauh parah), mereka berisiko lebih tinggi mengalami kondisi mata serius sepanjang hidupnya yang dapat merusak penglihatan secara permanen.

Beberapa kondisi yang dapat muncul akibat miopia tinggi antara lain:

- Retina terlepas, di mana retina robek dan terlepas dari bagian belakang mata.
- Glaukoma, kondisi di mana sel-sel saraf di retina dan saraf optik rusak dan hilang secara progresif.
- Miopatik Makulopati, kondisi di mana bola mata yang lebih panjang menyebabkan makula (bagian dari retina) meregang dan menipis, yang bisa menyebabkan degenerasi jaringan, robekan, atau perdarahan.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Penting untuk mendiagnosis dan mengobati miopia sejak dini – terutama miopia tinggi – untuk menghentikan perkembangannya dan mengurangi risiko kerusakan permanen pada penglihatan.

Miopia yang tidak terkoreksi juga dapat memengaruhi kemampuan anak untuk belajar, karena mereka tidak dapat melihat dengan jelas. Beberapa tanda anak Anda mungkin perlu tes mata meliputi sering memicingkan mata saat melihat ke kejauhan atau mendekatkan benda seperti layar atau buku untuk melihat dengan lebih jelas.

Pemeriksaan mata rutin dengan optometris adalah cara terbaik untuk memahami kesehatan mata dan penglihatan anak Anda. Setiap anak berbeda, dan optometris dapat membantu Anda menemukan metode yang sesuai untuk memantau dan mengelola miopia jika terdiagnosis.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment