Sahabat.com - Komedian dan aktris Amy Schumer baru-baru ini berbicara tentang diagnosis Sindrom Cushing yang ia alami. Dalam wawancara di podcast Call Her Daddy Schumer mengungkapkan bahwa suntikan steroid yang diterimanya untuk mengatasi bekas luka ternyata menyebabkan kondisi tersebut.
Ia baru menyadari adanya perubahan pada wajahnya setelah menerima komentar-komentar dari netizen yang menyebutkan tentang penampilan "wajah bulan" yang muncul pada dirinya.
Schumer awalnya mengabaikan komentar tersebut, namun saat para profesional medis juga menyuarakan kekhawatirannya, ia pun mencari pengobatan. Dokter-dokter mengungkapkan bahwa gejalanya mirip dengan Sindrom Cushing, yaitu akibat peningkatan kadar kortisol dalam tubuh yang dipengaruhi oleh suntikan steroid.
Sindrom Cushing terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon kortisol. Penyakit ini bisa disebabkan oleh tumor di kelenjar pituitari atau adrenal, atau akibat penggunaan jangka panjang obat-obatan seperti prednisolon.
Gejala yang umum termasuk penambahan berat badan yang tiba-tiba, wajah bulat kemerahan, dan penurunan kepadatan tulang. Pengobatan untuk sindrom ini tergantung pada penyebabnya, dan bisa melibatkan obat-obatan, operasi, atau terapi hormon.
Sindrom Cushing adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon kortisol, yang dikenal juga sebagai hormon stres. Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal, dan berfungsi untuk mengatur berbagai proses tubuh, seperti metabolisme, pengaturan gula darah, respon terhadap stres, serta fungsi sistem kekebalan tubuh.
Secara medis, Sindrom Cushing dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang: Kortikosteroid seperti prednisolon yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis, seperti asma atau artritis, dapat menyebabkan kadar kortisol dalam tubuh meningkat secara tidak normal.
2. Tumor pada kelenjar pituitari (Penyakit Cushing): Tumor jinak pada kelenjar pituitari, yang terletak di dasar otak, dapat merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol secara berlebihan. Kondisi ini disebut Penyakit Cushing.
3. Tumor di luar kelenjar pituitari: Beberapa tumor yang berkembang di bagian tubuh lain (misalnya paru-paru atau pankreas) dapat menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol lebih banyak. Ini disebut sebagai Cushing ektopik.
4. Tumor pada kelenjar adrenal: Tumor pada kelenjar adrenal itu sendiri bisa langsung memproduksi kortisol yang berlebihan.
Gejala Sindrom Cushing dapat mencakup:
- Penambahan berat badan yang cepat, terutama di sekitar perut, wajah (wajah bulan), dan leher.
- Penipisan kulit yang mudah memar dan luka yang lambat sembuh.
- Kelemahan otot, terutama di lengan dan kaki.
- Peningkatan tekanan darah.
- Perubahan mood, depresi, atau kecemasan.
- Pembengkakan pada punggung atau leher (dikenal sebagai *benjolan kerbau*).
- Menstruasi yang tidak teratur pada wanita.
- Peningkatan risiko patah tulang karena penurunan kepadatan tulang.
Diagnosis Sindrom Cushing dilakukan melalui serangkaian tes laboratorium, seperti tes darah, urin, atau air liur untuk mengukur kadar kortisol dalam tubuh, serta tes lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti, seperti pemindaian untuk mendeteksi tumor.
Pengobatan bergantung pada penyebab sindrom ini. Jika disebabkan oleh tumor, pengobatan biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut. Pengobatan lainnya termasuk pengurangan dosis obat kortikosteroid atau penggunaan obat untuk mengurangi produksi kortisol. Dalam beberapa kasus, terapi hormon diperlukan untuk menggantikan kortisol yang hilang setelah pengobatan.
Secara umum, Sindrom Cushing memerlukan penanganan medis yang tepat, karena dapat mempengaruhi banyak aspek kesehatan tubuh secara signifikan.
0 Komentar
6 Manfaat Mengonsumsi Dua Kurma Setiap Hari untuk Kesehatan
7 Cara Mudah Meningkatkan Kesehatan Jantung dengan Berjalan Kaki
Leave a comment