Sahabat.com - Buat kamu yang suka lari pagi, hati-hati kalau sering kurang tidur. Studi terbaru dari University of South Australia mengungkapkan bahwa pelari yang tidur kurang atau kualitas tidurnya buruk berisiko hampir dua kali lebih tinggi mengalami cedera dibanding mereka yang cukup istirahat.
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Jan de Jonge dari Eindhoven University of Technology ini melibatkan 425 pelari rekreasional. Hasilnya menunjukkan, mereka yang tidur lebih singkat, sering terbangun di malam hari, atau jarang merasa segar di pagi hari jauh lebih rentan cedera.
“Pelari yang kurang tidur memiliki kemungkinan 1,78 kali lebih tinggi mengalami cedera dibanding yang tidurnya cukup,” ujar Prof. Jan de Jonge.
“Ini jadi pengingat bahwa kualitas istirahat sama pentingnya dengan intensitas latihan.”
Menurut Prof. de Jonge, tidur adalah proses biologis penting yang memungkinkan tubuh memperbaiki jaringan, menyeimbangkan hormon, dan menjaga fokus. Ketika tidur terganggu, tubuh kehilangan kemampuan untuk pulih sepenuhnya dari tekanan latihan. Ia menegaskan, banyak pelari fokus pada jarak tempuh dan nutrisi, tetapi sering menomorduakan istirahat. Padahal, tidur berkualitas bisa jadi rahasia utama performa dan pencegahan cedera.
Ahli merekomendasikan tidur 7–9 jam per malam, bahkan lebih untuk atlet yang berlatih intens. Membiasakan jam tidur yang teratur, mengurangi paparan layar sebelum tidur, serta membatasi kafein dan alkohol bisa membantu tubuh beristirahat lebih optimal.
Seperti kata Prof. de Jonge, “Tidur bukan sekadar pemulihan, tapi juga indikator penting kerentanan cedera.” Jadi, jangan remehkan waktu tidurmu—karena bisa jadi itu kunci agar kamu tetap bisa berlari tanpa rasa sakit.
0 Komentar
Sereal Anti-Inflamasi Ini Disebut Paling Sehat, Ahli Gizi Sarankan Rutin Dimakan Pagi Hari
Anak Minta Smartphone Sejak Dini? Studi Ini Bongkar Usia Paling Aman dan Dampaknya bagi Kesehatan
Transformasi Kelly Osbourne Bikin Heboh: Turun 85 Kg!
Leave a comment