Mantan Pesepakbola Wanita Ini Didiagnosis Kanker Otak Setelah Mengalami Gejala Aneh

04 November 2024 11:54
Penulis: Ganjar Subiadi, lifestyle
Kisah Carr menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap gejala yang mungkin tampak sepele, mengingat tanda-tanda umum kanker otak dapat disalahartikan sebagai penyakit lain.

Sahabat.com - Amy Carr, seorang mantan pemain sepak bola profesional berusia 33 tahun, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman mengejutkan saat didiagnosis dengan tumor otak setelah mengalami gejala yang tidak biasa. 

Carr, yang berusia 24 tahun saat kejadian itu, tiba-tiba pingsan di kamarnya setelah melihat seekor laba-laba. Para paramedis yang dipanggil ke rumahnya awalnya menyalahkan kejadian tersebut pada ketakutannya terhadap makhluk berbulu delapan kaki itu. Namun, setelah dua kali pingsan di gym, ia memutuskan untuk mencari perhatian medis lebih lanjut.

Pemeriksaan MRI mengungkapkan adanya tumor sebesar bola golf di otaknya. Meskipun operasi untuk mengangkat tumor tersebut berjalan sukses, Carr harus menghadapi konsekuensi serius; ia tidak bisa berjalan atau berbicara selama delapan hari setelahnya. Ketika akhirnya bisa berbicara, ia hanya mampu menggunakan bahasa Prancis yang dipelajarinya di sekolah menengah.

Carr, yang saat itu bermain sepak bola profesional di Norwegia, kini berada dalam masa remisi setelah menjalani kemoterapi, radioterapi, dan fisioterapi intensif. Ia mengungkapkan, "Saya tidak pernah bereaksi seperti itu terhadap laba-laba sebelumnya. Pingsan terasa sebagai respons yang ekstrem."

Setelah didiagnosis, para dokter memberitahunya bahwa ia memiliki peluang 5 persen untuk meninggal akibat tumor tersebut. Operasi yang dijalaninya juga memiliki risiko 45 persen untuk menyebabkan kelumpuhan dan 45 persen untuk pemulihan penuh.

Kanker otak merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada anak-anak dan orang dewasa di bawah usia 40 tahun. Di Inggris, lebih dari 12.000 orang didiagnosis setiap tahun, dengan rata-rata 33 diagnosis per hari. Namun, lebih dari 5.300 orang meninggal karena kanker otak setiap tahun.

Carr mencatat bahwa tumor tersebut juga memengaruhi kepribadiannya. "Saya menjadi lebih langsung dan harus berpikir lebih hati-hati tentang apa yang saya katakan," ujarnya. "Saya juga lebih cepat lelah dibandingkan sebelumnya."

Kisah Carr menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap gejala yang mungkin tampak sepele, mengingat tanda-tanda umum kanker otak dapat disalahartikan sebagai penyakit lain.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment