Sahabat.com - Dr. Maya Balakrishnan, seorang profesor ahli gastroenterologi di Baylor College of Medicine, Houston mengungkapkan, jika mengetahui perbedaan antara gangguan pencernaan dan masalah kardiovaskular bisa menyelamatkan nyawa Anda. Sayangnya, risiko mengalami kedua kondisi tersebut meningkat seiring bertambahnya usia.
"Seiring bertambahnya usia, otot yang mengontrol kerongkongan melemah, yang menyebabkan meningkatnya risiko refluks asam lambung ke kerongkongan," ujar Balakrishnan dalam siaran pers dari Baylor.
"Demikian juga, dengan bertambahnya usia, risiko penyakit kardiovaskular meningkat karena faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang lebih umum terjadi."
Bagaimana cara membedakan gejalanya?
Sakit maag atau heartburn lebih sering dianggap sebagai masalah pencernaan dan biasanya terjadi setelah seseorang makan banyak, yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini dapat menimbulkan sensasi terbakar di dada atau rasa metalik atau asam di mulut.
"Sakit maag biasanya berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi atau terjadi ketika seseorang berbaring terlalu cepat setelah makan," jelas Balakrishnan.
Selain porsi makan yang besar, beberapa pemicu utama sakit maag selama liburan antara lain:
- Makanan asin
- Makanan pedas
- Makanan berbahan dasar tomat
- Cokelat
- Alkohol
- Kafein
"Untuk mencegah sakit maag, beberapa langkah yang bisa diambil adalah mengenali makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, berjalan kaki setelah makan, dan berusaha tetap tegak setidaknya selama tiga hingga empat jam setelah makan," tambah Balakrishnan.
Jika sakit maag datang meski sudah berhati-hati, pengobatannya bisa mencakup penggunaan obat antasida yang dijual bebas atau obat resep seperti proton pump inhibitors (PPI) dan H2 blockers, yang berfungsi menurunkan kadar asam di lambung.
Gangguan jantung juga dapat menyebabkan rasa sakit di dada. Ini bisa berupa nyeri akibat angina, yaitu rasa sakit atau ketidaknyamanan yang muncul ketika jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, atau kondisi yang lebih serius seperti serangan jantung.
Kondisi ini bisa terjadi baik saat seseorang sedang beristirahat maupun saat beraktivitas. Rasa sakit di dada sering disertai dengan sesak napas atau pusing. Anda bisa mempelajari lebih lanjut tentang serangan jantung dan gejalanya melalui American Heart Association.
"Kami secara medis menyebut rasa sakit ini sebagai angina, yang berkaitan dengan masalah pada jantung, seperti pasokan darah," kata Balakrishnan. "Kondisi-kondisi ini lebih serius daripada sakit maag dan dapat mengancam nyawa karena terkait dengan kesehatan kardiovaskular."
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui risiko Anda terhadap penyakit jantung. Jika Anda mengalami rasa sakit di dada yang persisten, terutama jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti diabetes, merokok, atau tekanan darah tinggi, segera periksakan diri ke dokter, tambah Balakrishnan.
0 Komentar
Ngeri! Kompor Gas di Rumah Bisa Gandakan Risiko Kanker pada Anak, Ini Fakta Mengejutkannya
Ternyata Selama Ini Kita Salah! Makanan yang Dianggap Berbahaya Ini Justru Aman untuk Pencernaan
Operasi Sinus Ini Lebih Cepat, Minim Sakit, dan Efektif Angkat Polip Hidung! Kamu Wajib Tahu!
Makan Sayur & Buah Bisa Jadi Obat? Ilmuwan Temukan Cara “Reset” Usus Setelah Antibiotik!
Obat Kolesterol Ini Nggak Cuma Turunin Angka di Lab, Tapi Juga Bisa Cegah Serangan Jantung!
Efek Mengejutkan Long COVID: Jantung dan Paru-Paru Bisa Rusak Diam-Diam Meski Sudah Sembuh!
Makan Sehat Sejak Kecil Bisa Bikin Menstruasi Datang Lebih Lambat? Ini Fakta Mengejutkannya!
Remaja Aktif Lebih Bahagia? Studi Ini Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Olahraga dan Depresi!
Awas! Plastik Mikro Kini Bersarang di Pembuluh Darah Kita dan Bisa Picu Stroke Diam-Diam!
Leave a comment