Sahabat.com - Setiap hari, jutaan perempuan di seluruh dunia melahirkan, tapi kita masih belum benar-benar memahami apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh mereka saat proses itu berlangsung. Ini bukan hanya soal keingintahuan ilmiah, tapi menyangkut nyawa dan keselamatan.
Kematian ibu dan bayi baru lahir justru meningkat, bukan hanya di negara berkembang, tapi juga di negara-negara maju seperti Inggris. Ini disebut sebagai “kegagalan global” oleh para peneliti.
Di Inggris, jumlah perempuan yang meninggal saat hamil atau melahirkan kini mencapai angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir, meski angka kelahiran justru menurun. Pemerintah sudah meluncurkan investigasi nasional.
Namun di tengah perdebatan tentang jumlah tenaga medis dan kualitas layanan, ada satu faktor penting yang hampir tak dilirik: biomekanika tubuh perempuan saat melahirkan.
Biomekanika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana tubuh bergerak dan merespons tekanan fisik. Saat hamil, tubuh perempuan mengalami banyak perubahan untuk menopang bayi yang tumbuh.
Saat melahirkan, tubuh bekerja sangat keras secara fisik — melibatkan gerakan otot, posisi tubuh, beban pada sendi, hingga kontrol postur yang kompleks. Tapi anehnya, belum ada satu pun penelitian global yang benar-benar menyelidiki bagaimana tubuh perempuan bergerak dan beradaptasi saat melahirkan. Semua studi hanya fokus pada masa kehamilan.
Dampaknya? Banyak teknik atau posisi melahirkan yang dipakai hari ini — termasuk yang digunakan dalam situasi darurat — belum pernah diuji secara ilmiah dalam konteks nyata persalinan. Misalnya, manuver McRoberts yang sangat umum digunakan saat terjadi komplikasi, belum pernah diteliti secara biomekanik pada perempuan yang sedang aktif melahirkan. Artinya, kita tidak tahu apakah teknik ini benar-benar membantu atau tidak.
Dr. Anastasia Topalidou, peneliti utama dari University of Central Lancashire, mengatakan, “Kita telah menggunakan pendekatan satu-untuk-semua, padahal tidak ada satu jalur biomekanik standar dalam proses melahirkan. Bahkan bentuk panggul, kelenturan sendi, hingga pola gerak bisa berbeda berdasarkan etnis, tapi hal ini nyaris tak pernah masuk dalam penelitian.”
Dari 87 studi yang dianalisis, hampir semuanya dilakukan pada perempuan kulit putih, dan hanya satu yang mencatat latar belakang etnis partisipan — itu pun tanpa dianalisis lebih lanjut. Padahal, laporan nasional di Inggris sudah menunjukkan bahwa perempuan kulit hitam dan Asia tiga kali lebih berisiko meninggal saat melahirkan dibanding perempuan kulit putih.
Jika data biomekanik yang ada hanya didasarkan pada tubuh perempuan kulit putih, lalu digunakan untuk semua ras, kita bisa saja melewatkan risiko besar yang bisa dicegah.
Bahkan, banyak teknik populer seperti posisi jongkok tidak terbukti memberikan manfaat biomekanik yang signifikan. Studi-studi yang ada hanya menguji perempuan hamil dalam kondisi diam, bukan saat mereka aktif melahirkan. Maka, kita masih mengandalkan tradisi, cerita pengalaman, atau teori lama — bukan bukti ilmiah.
Salah satu alasan mengapa hal ini terus terjadi adalah karena teknologi biomekanik lama sulit dipakai di ruang bersalin. Tapi saat ini teknologi semakin maju. Jika kita bisa kirim manusia ke luar angkasa, bukankah kita juga bisa — dan seharusnya — memahami proses lahirnya manusia?
Sayangnya, sejarah menunjukkan bahwa perempuan sering kali diabaikan dalam dunia riset medis. Sampai tahun 1990-an, perempuan hampir tidak pernah masuk dalam uji klinis.
Dan meski sekarang sudah lebih baik, dana untuk riset kesehatan perempuan masih sangat minim. Akibatnya, proses yang sangat umum tapi krusial seperti persalinan tetap dikendalikan oleh asumsi lama yang belum tentu akurat.
Realitas ini bukan cuma masalah ilmiah. Ini soal keadilan, keselamatan, dan martabat. Jika kita terus melahirkan bayi dalam kegelapan data, maka perempuan yang paling rentan akan terus menjadi korban yang paling tak terdengar.
0 Komentar
Kehilangan Indra Penciuman Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan
Pemakaian Pemanis Buatan Ternyata Bisa Percepat Penuaan Otak
Satu Suntikan Antibiotik Ternyata Sama Ampuhnya untuk Sifilis
Morning Sickness Parah Bisa Hancurkan Harapan Ibu Hamil
Leave a comment