Mengapa Wanita Lebih Rentan Terkena Radang Sendi: Pakar Menjelaskan Peran Hormon dan Genetika

20 November 2024 15:24
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Faktor genetik turut mempengaruhi, dengan wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan RA atau OA lebih berisiko. Gen HLA dan COL2A1 dapat meningkatkan kerentanannya, khususnya pada sendi yang menanggung beban tubuh.

Sahabat.com - Mengapa radang sendi (artritis) lebih sering menyerang wanita dibanding pria? Hal ini disebabkan oleh peran hormon dan faktor genetik yang mempengaruhi kesehatan sendi, terutama pada wanita.

Dr. Kavita Krishna, Direktur Kedokteran Internal di Sahyadri Super Speciality Hospital, menjelaskan bahwa artritis adalah kondisi umum yang memengaruhi jutaan orang, dengan wanita lebih banyak terdampak. Faktor-faktor seperti anatomi tubuh, hormon, obesitas, dan riwayat keluarga memainkan peran dalam risiko artritis pada wanita.

Menurut studi 2024, wanita menyusun 60% dari penderita osteoartritis (OA), dengan angka yang meningkat setelah usia 40. Estrogen, yang melindungi tulang rawan, sangat berperan dalam kesehatan sendi. Namun, setelah menopause, kadar estrogen menurun, mempercepat kerusakan tulang rawan dan memperburuk gejala artritis.

Kehamilan juga mempengaruhi, dengan peningkatan hormon relaxin yang melonggarkan ligamen, meningkatkan risiko artritis di sendi-sendi besar. Artritis reumatoid (RA), yang juga lebih sering terjadi pada wanita, mungkin dipengaruhi oleh fluktuasi hormon yang meningkatkan peradangan.

Faktor genetik turut mempengaruhi, dengan wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan RA atau OA lebih berisiko. Gen HLA dan COL2A1 dapat meningkatkan kerentanannya, khususnya pada sendi yang menanggung beban tubuh.

Perbedaan anatomi tubuh, seperti sendi yang lebih fleksibel dan pinggul lebih lebar pada wanita, juga meningkatkan risiko osteoartritis. Selain itu, kepadatan tulang yang lebih rendah dan kekuatan otot yang bervariasi turut berperan dalam cedera sendi.

Dr. Krishna menekankan bahwa pemahaman mengenai faktor-faktor ini penting untuk pencegahan artritis, termasuk pengelolaan hormon, perubahan gaya hidup, dan konseling genetik.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment