Mengatasi Kanker Kepala dan Leher: Pentingnya Deteksi Dini

07 April 2025 15:09
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kanker kepala dan leher lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan terutama mempengaruhi orang yang berusia di atas 50 tahun.

Sahabat.com - Banyak gejala kanker kepala dan leher yang mudah dikenali—benjolan di leher, suara serak yang menetap, atau luka di mulut yang tidak kunjung sembuh. Hal ini memberikan peluang baik untuk deteksi dini, asalkan gejala tersebut tidak diabaikan.

“Luka mulut dan suara serak sering kali umum dan tidak berbahaya, namun jika gejala tersebut berlangsung lebih dari satu atau dua minggu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter,” kata Dr. David Goldenberg, Ketua Departemen Otolaringologi—Bedah Kepala dan Leher di Penn State Health Milton S. Hershey Medical Center. 

"Banyak tanda dan gejala ini dapat dideteksi sendiri, namun sangat penting untuk tidak mengabaikannya. Diagnosis dini dapat sangat meningkatkan prognosis."

Kanker kepala dan leher lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan terutama mempengaruhi orang yang berusia di atas 50 tahun. 

Kanker jenis ini menyumbang sekitar 4% dari seluruh kasus kanker di AS. Menurut National Cancer Institute, sekitar 68.000 orang di AS didiagnosis dengan kanker kepala dan leher tahun lalu, dan sekitar 15.000 orang meninggal akibat penyakit ini.

Area yang Terkena Kanker Kepala dan Leher

Kanker kepala dan leher mencakup beberapa area yang berbeda. Ini termasuk rongga mulut, yaitu bibir dan segala yang ada di dalam mulut hingga area tonsil; orofaring, yang mencakup bagian belakang mulut, dasar lidah, dan tonsil; serta laring, yang merupakan kotak suara dan pita suara. Area lainnya termasuk hidung, sinus paranasal, nasofaring, kulit, dan kelenjar tiroid.

"Sebagian besar kanker ini menyebar ke leher," kata Goldenberg. 

"Oleh karena itu, kami berasumsi bahwa setiap benjolan di sisi leher pada orang yang berusia di atas 40 tahun adalah kanker, sampai terbukti sebaliknya."

Kenali Tanda-Tandanya

Tanda umum kanker rongga mulut adalah bercak merah atau putih atau luka yang tidak sembuh di mulut atau di lidah. Orang dengan kanker orofaring sering merasa ada yang tersangkut di tenggorokan, kesulitan menelan, atau memiliki suara yang teredam. 

Suara serak, kesulitan menelan, dan batuk berdarah mungkin merupakan tanda kanker laring.
Kanker kepala dan leher dapat muncul dengan rasa sakit yang menjalar ke telinga. Benjolan di leher sering kali merupakan indikator pertama dari kanker kepala dan leher.

Faktor Risiko dan Penyebab

Penyebab utama kanker kepala dan leher adalah merokok dan konsumsi alkohol. Merokok diketahui meningkatkan risiko, terutama jika digabungkan dengan konsumsi alkohol, yang sepertinya memperburuk efek karsinogenik tembakau.

Namun, kasus kanker orofaring sedang meningkat, sebagian besar disebabkan oleh virus papilloma manusia (HPV). 

"Virus ini juga menyebabkan kanker serviks pada wanita, dan peningkatan kasus kanker orofaring sebagian disebabkan oleh banyaknya pasangan seks, pasangan seks oral, dan penggunaan ganja," ujar Goldenberg.

Kanker kepala dan leher yang terkait dengan HPV mungkin baru muncul 20 hingga 30 tahun setelah terpapar virus penyebab kanker ini. Oleh karena itu, vaksinasi HPV sangat dianjurkan untuk remaja, dimulai pada usia 9 tahun dan direkomendasikan hingga usia 26 tahun. Pada tahun 2018, vaksin ini diperluas untuk mencakup orang dewasa hingga usia 45 tahun.

Pengobatan dan Proyeksi Masa Depan

Secara umum, kanker kepala dan leher dapat diobati dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari metode-metode tersebut. Namun, kanker kepala dan leher yang disebabkan oleh merokok dan/atau minum alkohol lebih sulit untuk diobati karena sering kali lebih agresif. 

Sebaliknya, kanker yang terkait dengan HPV memiliki prognosis yang lebih baik.

Stigma Kanker Kepala dan Leher

Salah satu tantangan besar dalam menghadapi kanker kepala dan leher adalah stigmanya, tidak hanya karena penyakit ini dapat ditularkan melalui seks, tetapi juga karena mempengaruhi bagian tubuh yang sangat terlihat. 

"Manusia adalah makhluk sosial, dan kanker ini mempengaruhi cara kita berkomunikasi," kata Goldenberg. 

"Apa yang kita lakukan ketika berkumpul? Kita makan, kita minum, kita ngobrol. Jadi, menghilangkan sebagian lidah atau tenggorokan seseorang bukanlah sesuatu yang mudah disembunyikan, dan itu mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan bersosialisasi."

Pencegahan Kanker Kepala dan Leher

Pencegahan kadang-kadang memungkinkan, ujar Goldenberg. Untuk itu, hindari merokok, mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, dan mengunyah tembakau. Selain itu, vaksinasi HPV juga sangat disarankan.

Gunakan kesempatan untuk mengikuti pemeriksaan komunitas atau pemeriksaan yang ditawarkan pada pemeriksaan gigi rutin. Jangan abaikan tanda-tanda awal kanker kepala dan leher.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment