Mengejutkan! Dokter yang Ikut Kelas Masak Ini Jadi Lebih Paham Gizi Pasien

05 Agustus 2025 20:36
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian ini menjadi uji coba acak terkontrol pertama di dunia yang menilai efektivitas kurikulum "culinary medicine", yaitu metode pendidikan kedokteran yang menggabungkan ilmu gizi, kesehatan, dan keterampilan memasak.

Sahabat.com - Sebuah studi dari Yale School of Medicine membuktikan bahwa belajar memasak secara langsung bisa membuat para dokter muda jauh lebih paham soal gizi dan pengaruhnya pada kesehatan pasien. 

Penelitian ini menjadi uji coba acak terkontrol pertama di dunia yang menilai efektivitas kurikulum "culinary medicine", yaitu metode pendidikan kedokteran yang menggabungkan ilmu gizi, kesehatan, dan keterampilan memasak.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman langsung memasak memberi dampak nyata dalam meningkatkan pengetahuan dokter tentang makanan sehat dan penyakit, termasuk jantung, diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi. 

Sementara sebagian besar program residensi dokter hanya mengandalkan teori, pendekatan baru ini membawa para dokter ke dapur dan memberi pengalaman praktis memasak makanan sehat.

"Tujuan kami adalah agar para calon dokter ini bisa memahami peran makanan dalam penyakit jantung, mengelola kesehatan pasien lewat gizi, dan tahu pentingnya merujuk pasien ke ahli gizi," ujar Dr. Nate Wood, direktur program culinary medicine di Yale, sekaligus penulis utama studi ini.

Dalam penelitian ini, para peserta dibagi dua kelompok: satu kelompok hanya menonton video edukasi, sedangkan kelompok lainnya langsung praktik memasak. 

Hasilnya mencengangkan. Dokter yang ikut kelas memasak merasa jauh lebih percaya diri untuk memberi edukasi gizi ke pasien. Bahkan, mereka juga lebih sering menyarankan pasien berkonsultasi ke ahli gizi.

Sebanyak 83% peserta mengaku pelatihan gizi yang mereka terima selama ini belum cukup untuk membantu mereka memberi nasihat makanan ke pasien. Dan 94% lainnya percaya bahwa pelatihan tambahan akan membuat mereka lebih mampu merawat pasien dengan penyakit terkait pola makan.

"Ini bukan sekadar soal pengetahuan," kata Dr. Wood. 

"Kami melihat perubahan nyata dalam perilaku dokter. Mereka lebih aktif bicara soal makanan sehat, dan lebih peduli tentang bagaimana pasien bisa makan dengan baik, enak, dan terjangkau."

Program ini dirancang selama tiga tahun untuk para dokter residen di program perawatan primer Yale. Tahun pertama fokus pada penyakit jantung, tahun kedua tentang obesitas, dan tahun ketiga mengenai diabetes. 

Dengan banyaknya pasien yang memiliki kondisi seperti stroke, kolesterol tinggi, gangguan ginjal, hingga demensia, pendekatan berbasis makanan ini dinilai sangat penting dalam sistem kesehatan masa kini.

Dr. Donna Windish, profesor bidang pengobatan umum di Yale dan salah satu peneliti senior, menegaskan, "Kurikulum ini sangat relevan karena mayoritas pasien kami memiliki minimal satu penyakit yang berhubungan dengan pola makan."

Kesimpulannya, dokter yang belajar langsung di dapur bukan hanya lebih pintar soal gizi, tapi juga lebih percaya diri, lebih komunikatif, dan lebih siap mendampingi pasien menuju hidup sehat. Sebuah langkah kecil yang bisa berdampak besar pada kesehatan masyarakat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment