Mengenal Diet Keto yang Disebut Bisa Menjadi Solusi untuk Siklus Menstruasi Tidak Teratur

01 November 2024 15:54
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Diet keto, atau diet ketogenik, ditandai dengan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Diet ini mengubah sumber energi tubuh, yang biasanya berasal dari glukosa dalam karbohidrat, menjadi membakar lemak dan memproduksi keton.

Sahabat.com - Diet keto menawarkan manfaat yang melampaui penurunan berat badan tradisional. Menurut sebuah studi terbaru, diet ini juga mendukung kesehatan reproduksi perempuan.

Diet keto, yang umumnya diasosiasikan dengan penurunan berat badan, kini menunjukkan manfaat mengejutkan bagi perempuan yang mengalami masalah dengan siklus menstruasi mereka. 

Penelitian dari Ohio State University yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE menemukan bahwa pendekatan berbasis diet ini dapat meningkatkan kesehatan reproduksi, dengan perbaikan signifikan, termasuk pemulihan siklus yang telah hilang selama hampir setahun.

Mengenal Diet Keto

Diet keto, atau diet ketogenik, ditandai dengan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Diet ini mengubah sumber energi tubuh, yang biasanya berasal dari glukosa dalam karbohidrat, menjadi membakar lemak dan memproduksi keton. Keadaan ini dikenal sebagai 'nutritional ketosis', di mana pembakaran lemak menjadi bahan bakar utama untuk energi.

Tentang Penelitian

Para peneliti meneliti 19 wanita sehat dengan kelebihan berat badan, rata-rata berusia 34 tahun. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok: satu kelompok mengikuti diet keto secara eksklusif, satu kelompok mengombinasikannya dengan suplemen keton, dan kelompok kontrol mengikuti diet rendah lemak. 

Dari 13 wanita yang berhasil memasuki keadaan ketosis nutrisi, 11 di antaranya melaporkan perubahan positif dalam siklus menstruasi mereka, dengan siklus yang menjadi lebih teratur atau lebih intens. Perubahan ini tidak terkait dengan penurunan berat badan.

Diet keto terbukti efektif dalam meningkatkan siklus menstruasi. Salah satu peserta bahkan mendapatkan haidnya untuk pertama kalinya setelah lama tidak menstruasi, hanya dalam waktu lima hari menjalani diet keto. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan positif antara produksi keton dan regulasi hormonal. 

Para peneliti berharap bahwa hasil ini akan membuka peluang baru untuk pengobatan sindrom ovarium polikistik, perimenopause, dan depresi pascapersalinan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment