Mengonsumsi Kacang-kacangan Dapat Menurunkan Risiko Demensia

12 November 2024 14:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Beberapa tinjauan sistematis sebelumnya menemukan bahwa pola makan sehat, seperti diet Mediterania, dikaitkan dengan penurunan risiko demensia.

Sahabat.com - Demensia sulit untuk diobati dengan obat-obatan, namun mungkin ada bahan-bahan rahasia yang dapat meningkatkan kesehatan otak yang sudah tersembunyi dalam pola makan kita. 

Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 50.000 peserta di UK Biobank menemukan bahwa orang yang mengonsumsi segenggam kacang setiap hari dapat menurunkan risiko demensia akibat segala penyebab.

Dibandingkan dengan orang berusia di atas 60 tahun yang tidak makan kacang, mereka yang mengonsumsi hingga 30 gram kacang per hari memiliki risiko 16 persen lebih rendah untuk mengembangkan demensia di masa depan.

Jika kacang yang dikonsumsi tidak mengandung garam, angka penurunan risiko ini meningkat menjadi 17 persen. Jenis kacang apakah dikupas, dikeringkan, dipanggang, atau tidak berpengaruh pada hasil tersebut.

Meski demikian, ada beberapa catatan penting. Temuan ini hanya berlaku pada mereka yang tidak dianggap obesitas, tidur dalam jumlah yang cukup, serta tidak merokok atau mengonsumsi alkohol setiap hari.

Tidak ditemukan hubungan signifikan saat hanya mempertimbangkan pria dari semua kelompok usia, atau mereka yang melaporkan faktor risiko lain, seperti kelemahan otot atau perasaan kesepian.

"Studi tindak lanjut jangka panjang, baik observasional maupun uji klinis, perlu mengevaluasi efektivitas konsumsi kacang sebagai strategi untuk mencegah demensia pada orang dewasa," tulis para peneliti dari Universitas Castilla-La Mancha, Spanyol.

Ini bukan pertama kalinya kacang dikaitkan dengan kesehatan otak. Kacang adalah makanan padat energi yang kaya akan nutrisi antiinflamasi dan antioksidan.

Para ilmuwan pun berhipotesis bahwa sifat-sifat kacang bisa memberikan manfaat bagi kesehatan otak, dan beberapa studi epidemiologi memang menunjukkan hal tersebut.

Dalam uji coba terkontrol acak selama 12 minggu, para peneliti menemukan bahwa segenggam kacang tanah setiap hari meningkatkan daya ingat jangka pendek dan kelancaran berbicara pada orang dewasa sehat yang kelebihan berat badan.

Namun, beberapa uji klinis lain tidak menemukan manfaat yang sama.

Untuk menjernihkan hasil yang tidak konsisten ini, peneliti kesehatan Bruno Bizzozero-Peroni dan rekan-rekannya dari Castilla-La Mancha menggunakan kohort dari UK Biobank, yang terdaftar antara 2007 dan 2012.

Peserta ditelusuri selama rata-rata 7 tahun. Selama periode studi, tingkat demensia akibat segala penyebab tercatat sebesar 2,8 persen. Mereka yang mengaku mengonsumsi 30 gram kacang per hari (sekitar segenggam) memiliki kemungkinan lebih kecil untuk masuk dalam kategori risiko tersebut.

Namun, alasan di balik asosiasi ini masih belum jelas. Saat ini, belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan berbagai bentuk demensia, apalagi apa yang dapat mencegahnya dan mengapa.

"Hingga saat ini, pengobatan farmakologis untuk demensia hanya menunjukkan efek positif yang terbatas, terutama dalam hal mencegah perkembangan penyakit," tulis Bizzozero-Peroni dan koleganya.

Meski demikian, bukti yang muncul menunjukkan bahwa hingga 40 persen kasus demensia dapat dicegah atau bahkan ditunda dengan memodifikasi faktor risiko gaya hidup tertentu, seperti merokok, minum alkohol, berolahraga, atau menghindari isolasi sosial.

Pola makan tampaknya memainkan peran penting. Beberapa tinjauan sistematis sebelumnya menemukan bahwa pola makan sehat, seperti diet Mediterania, dikaitkan dengan penurunan risiko demensia. Sementara itu, diet Barat yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, tampaknya menjadi faktor risiko untuk demensia.

Sebuah studi terbaru yang melibatkan 60.000 orang di Inggris menemukan bahwa mengikuti diet Mediterania dapat mengurangi risiko demensia hingga 23 persen.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa minyak zaitun, yang menjadi makanan pokok dalam gaya hidup Mediterania, dapat mengurangi risiko kematian terkait demensia hingga 28 persen.

Angka-angka ini sangat menjanjikan dan perlu diteliti lebih lanjut, terutama karena hanya seperempat dari kohort UK Biobank yang melaporkan mengonsumsi kacang secara teratur.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment