Sahabat.com - Menikmati makanan yang ada di depan kita tidak hanya menunjukkan rasa syukur, tetapi juga berperan dalam mencegah kegemukan.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mengembalikan kenikmatan saat makan, bukan menekannya, dapat membantu seseorang makan dengan lebih pelan dan sadar, sekaligus menghindari kebiasaan makan yang buruk.
Menurut Stephen Lammel, Ph.D., seorang peneliti neurobiologi, menyesuaikan diri dengan kenikmatan makanan—termasuk kekurangannya—dapat memberi wawasan penting tentang hubungan kita dengan makanan.
Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak tinggi dalam jangka panjang melatih otak untuk merasa kurang puas, sehingga kita cenderung makan lebih banyak.
"Kesukaan kita terhadap makanan mendorong kita untuk makan, namun ketika kenikmatan itu hilang, kita cenderung makan karena kebosanan atau kebiasaan, bukan karena rasa puas," ujar Lammel.
Penelitian yang dilakukan oleh Lammel dan timnya di University of California Berkeley menunjukkan bahwa mengembalikan kadar protein neurotensin dapat membantu mengembalikan respons penghargaan otak terhadap makanan yang memanjakan.
Hal ini menunjukkan bahwa makanan tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar tubuh, tetapi juga berhubungan dengan emosi dan motivasi.
Agar makanan tetap memberikan kenikmatan, Lammel menyarankan beberapa tips: pilih makanan yang lezat dan bergizi, coba bahan-bahan sehat dalam resep favorit, dan makan dengan perlahan untuk menikmati rasa dan tekstur makanan.
0 Komentar
Temuan Baru: Bermain Catur Bisa Lindungi Otak dari Demensia
Penelitian Harvard Ungkap: Tiga Gelas Alkohol Sehari Bisa Buat Otak Menua 11 Tahun Lebih Cepat
Terobosan Hebat! Ilmuwan Berhasil Ubah Sel Lambung Jadi Penghasil Insulin untuk Atasi Diabetes
Mengejutkan! Makanan Ultra-Proses Ternyata Bisa Ubah Struktur Otak dan Picu Kecanduan Makan
Jangan Sampai Begadang! Inilah Waktu Tidur yang Bisa Cegah Insomnia dan Menjaga Kualitas Tidur
Leave a comment