Sahabat.com - Menopause adalah fase alami yang menandai berakhirnya masa reproduksi seorang wanita, umumnya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun, meskipun dapat terjadi lebih awal atau lebih lambat. Pada periode ini, yang dikenal sebagai perimenopause, tubuh mengalami berbagai perubahan akibat penurunan kadar estrogen.
Transisi ini bisa berlangsung beberapa tahun, sering menyebabkan gejala seperti hot flashes, keringat malam, perubahan suasana hati, siklus menstruasi yang tidak teratur, bahkan kabut otak dan kecemasan. Namun, tahukah Anda bahwa menopause juga dapat memengaruhi kesehatan mulut?
Dr. Aakruti Agarwal, BDS, MDS, dari Quality Dental Care di Amravati, Maharashtra, menjelaskan kaitan antara menopause dan kesehatan mulut serta memberikan tips untuk mengelola masalah terkait.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Population Therapeutics and Clinical Pharmacology menunjukkan bahwa menopause dapat menyebabkan perubahan signifikan pada kesehatan mulut. Penelitian menunjukkan bahwa hingga 60% wanita menopause mengalami penyakit periodontal, 25% mengalami mulut kering, dan 15% mengalami sindrom mulut terbakar.
Menurut Dr. Agarwal, masalah ini terjadi akibat perubahan hormonal yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi mulut. Masalah umum yang terjadi antara lain mulut kering, peradangan gusi, dan peningkatan risiko penyakit periodontal.
Penyakit periodontal, yang juga dikenal sebagai penyakit gusi, adalah kondisi inflamasi yang memengaruhi jaringan dan tulang yang mendukung gigi.
Mengapa Wanita Menopause Mengalami Masalah Kesehatan Mulut?
Menjelaskan hubungan antara menopause dan kesehatan mulut, Dr. Agarwal mengatakan, “Masalah mulut pada menopause sering kali disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, yang dapat mengurangi produksi air liur dan menyebabkan mulut kering.”
“Penurunan estrogen juga memengaruhi jaringan gusi, yang meningkatkan kerentanannya terhadap peradangan dan penyakit periodontal. Perubahan hormonal ini dapat melemahkan pertahanan mulut, sehingga perawatan gigi yang rutin menjadi sangat penting pada tahap ini,” tambahnya.
Cara Mengurangi Risiko
Untuk mengurangi masalah kesehatan mulut yang terkait dengan menopause, Dr. Agarwal merekomendasikan agar wanita tetap terhidrasi, menghindari alkohol dan kafein, serta menggunakan permen karet bebas gula untuk merangsang produksi air liur. Dia juga menekankan pentingnya rutinitas harian berupa menyikat gigi, menggunakan benang gigi, dan pasta gigi berfluoride untuk melindungi gigi.
Selain itu, pemeriksaan gigi secara rutin dapat membantu mendeteksi dan mengelola masalah gusi sejak dini.
Selama menopause, penting juga untuk meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan kalsium (seperti produk susu dan sayuran hijau) serta vitamin D untuk mendukung kesehatan tulang dan gigi. Makanan yang tinggi antioksidan, seperti beri, dapat membantu mengurangi peradangan pada gusi, sementara suplemen omega-3 juga dapat menurunkan peradangan. Vitamin C juga berperan dalam perbaikan gusi.
Namun, sebelum mengonsumsi suplemen, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Kapan Wanita Harus Mengunjungi Dokter Gigi selama Menopause?
“Wanita yang mengalami menopause sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gigi jika mengalami mulut kering yang persisten, pendarahan gusi, nyeri, atau perubahan rasa. Gejala-gejala ini dapat menunjukkan dampak hormonal terhadap kesehatan mulut, seperti peningkatan risiko penyakit gusi atau kerusakan gigi. Kunjungan gigi secara rutin setiap enam bulan juga disarankan untuk perawatan preventif,” kata Dr. Agarwal menutup pembicaraan.
0 Komentar
Rumput Laut Sebagai Protein Vegan Masa Depan
Pubertas Dini Meningkat Selama Pandemi, Ini Penyebabnya
Penularan Virus Oropouche ke Janin Terbukti
Mikroba Mulut Mencerminkan Kecemasan dan Depresi pada Ibu Hamil
Penggunaan Internet Dapat Meningkatkan Kesejahteraan pada Orang Dewasa Usia 50 Tahun ke Atas
Leave a comment