Sahabat.com - Sebuah kabar mengejutkan datang dari dunia kesehatan. Obat kanker bernama leucovorin, yang biasanya digunakan untuk mengurangi efek samping kemoterapi dan mengatasi anemia akibat kekurangan folat, disebut-sebut bisa membantu anak dengan autisme, terutama dalam kemampuan bicara.
Dalam konferensi pers, pejabat kesehatan Amerika Serikat mengumumkan rencana FDA untuk memperbarui izin penggunaan leucovorin sebagai terapi bagi anak autis dengan gangguan bicara. Nantinya, program asuransi kesehatan seperti Medicaid juga bisa menanggung biaya obat ini, sehingga aksesnya akan lebih luas.
Penelitian menunjukkan leucovorin bekerja mirip dengan asam folat dengan cara memulihkan kadar folat pada pasien yang sulit menyerapnya.
“Leucovorin adalah bentuk khusus dari vitamin B9 yang larut dalam air dan aman digunakan jangka panjang,” jelas Richard E. Frye, M.D., Ph.D., ahli saraf anak di Arizona.
Ia menambahkan bahwa manfaat utama obat ini untuk anak autis adalah meningkatkan kemampuan bahasa, selain juga mendukung fungsi sosial, mengurangi perilaku repetitif, dan memperkuat fokus.
Menurut Dr. Marc Siegel, profesor klinis di NYU Langone Health, banyak anak autis memiliki antibodi yang menyerang reseptor folat di otak. Leucovorin mampu mengubah dirinya menjadi folat melalui jalur berbeda, sehingga fungsi otak dan komunikasi bisa membaik.
“Studi kecil menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bicara pada anak autis, tapi kita masih butuh uji klinis yang lebih besar,” ujarnya.
Hal positif lainnya, leucovorin sudah digunakan selama puluhan tahun dalam terapi kanker, sehingga dosis dan efek sampingnya sudah banyak diketahui. Meski begitu, Frye mengingatkan tidak semua anak cocok.
“Ada yang justru jadi sangat hiperaktif atau tidak merespons sama sekali. Karena itu penggunaan leucovorin harus didampingi dokter yang berpengalaman,” katanya.
Katy Dubinsky, seorang apoteker dari New York, menambahkan bahwa persetujuan resmi FDA akan membuat leucovorin diakui sebagai terapi autisme, bukan sekadar pemakaian off-label.
Dengan begitu, akan ada panduan dosis yang jelas, dukungan asuransi, dan penerimaan yang lebih luas di komunitas medis.
Namun, para ahli juga mengingatkan bahwa leucovorin bukanlah “peluru ajaib” yang bisa menyembuhkan autisme.
Frye menegaskan, “Leucovorin tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus digabung dengan terapi perilaku dan terapi wicara untuk hasil terbaik.”
Andy Shih, Ph.D., dari Autism Speaks juga menekankan bahwa setiap anak autis berbeda, sehingga hasil positif pada sebagian anak tidak otomatis berlaku untuk semua.
Jika penelitian besar di masa depan berhasil membuktikan efektivitasnya, leucovorin bisa menjadi salah satu terapi yang lebih terjangkau dan diakses luas oleh keluarga yang memiliki anak autis.
Untuk saat ini, para ahli menegaskan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum mempertimbangkan penggunaannya.
0 Komentar
Reset Irama Tubuh Bisa Jadi Kunci Cegah Alzheimer, Ini Penjelasan Ahli
Empat Kebiasaan di Dapur yang Diam-Diam Bisa Bikin Kamu Sakit
Waspada! Penyakit Gusi Ternyata Bisa Diam-Diam Merusak Otak
Kim Kardashian Ungkap Punya Aneurisma Otak, Dokter Jelaskan Hubungannya dengan Stres!
Waspada! Virus Umum Seperti Flu dan COVID-19 Bisa Naikkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke
Buah Gurun yang Hampir Tak Dikenal Ini Diduga Bisa Jadi Kunci Alami Menyembuhkan Diabetes
Penelitian Baru: Antibiotik 24 Jam Setelah Melahirkan Bisa Cegah Luka Jahitan Lebih Parah!
Leave a comment