Obat Migrain Ubrogepant Mampu Redakan Gejala Sebelum Sakit Kepala Muncul

28 Oktober 2024 16:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Mereka yang mengonsumsi ubrogepant juga 73 persen lebih mungkin melaporkan tidak mengalami cacat dan mampu beraktivitas secara normal dalam beberapa jam setelah pengobatan, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo.

Sahabat.com - Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa 65 persen peserta yang mengonsumsi obat migrain ubrogepant melaporkan sedikit atau tidak ada batasan dalam aktivitas mereka.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology ini menunjukkan bahwa mengonsumsi ubrogepant saat tanda-tanda awal serangan migrain muncul dapat mencegah sakit kepala yang melemahkan. Hal ini memungkinkan individu menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman dan tanpa gejala yang mengganggu.

Studi ini melibatkan 518 peserta yang mengalami dua hingga delapan serangan migrain per bulan. Semua peserta mengalami tanda-tanda awal migrain, seperti kepekaan terhadap cahaya dan suara, kelelahan, nyeri atau kekakuan leher, serta pusing. Peserta dibagi menjadi dua kelompok dan diminta untuk mengobati dua serangan migrain dalam periode dua bulan.

Kelompok pertama menerima plasebo saat gejala awal muncul, kemudian ubrogepant sebelum serangan kedua. Sementara itu, kelompok kedua mendapatkan ubrogepant sebelum serangan pertama dan plasebo sebelum serangan kedua.

Hasilnya, 24 jam setelah mengonsumsi pil, 65 persen peserta yang mengonsumsi ubrogepant melaporkan hanya mengalami sedikit atau tidak ada keterbatasan dalam aktivitas mereka, dibandingkan dengan 48 persen dari kelompok plasebo. Mereka yang mengonsumsi ubrogepant juga 73 persen lebih mungkin melaporkan tidak mengalami cacat dan mampu beraktivitas secara normal dalam beberapa jam setelah pengobatan, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo.

"Temuan kami menunjukkan bahwa pengobatan dengan ubrogepant memungkinkan individu dengan migrain untuk segera mengatasi serangan pada tahap paling awal, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan sedikit ketidaknyamanan," ungkap para peneliti.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment