Organ yang Dulu Dianggap 'Tidak Berguna' Ternyata Dapat Melawan Kanker, Menurut Penelitian

13 November 2024 15:46
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun timus dianggap tidak vital setelah masa kanak-kanak, organ ini ternyata berperan lebih besar dalam menjaga keseimbangan sistem imun tubuh, dan pengangkatannya harus dipertimbangkan dengan lebih hati-hati dalam dunia medis.

Sahabat.com - Ada sebuah kelenjar kecil yang terletak di belakang tulang dada, yang sering dianggap 'tidak berguna' pada usia dewasa. Namun, sebuah studi retrospektif mengungkapkan bahwa kelenjar timus sebenarnya tidak sebuang dan sepele seperti yang selama ini diperkirakan oleh banyak ahli.

Peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang menjalani operasi pengangkatan timus memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal akibat berbagai penyebab, serta berisiko lebih besar untuk mengembangkan kanker di kemudian hari.

Peneliti Harvard, Dr. David Scadden, yang juga seorang ahli onkologi, menjelaskan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa timus adalah organ yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. "Jika timus tidak ada, risiko kematian dan kanker seseorang bisa dua kali lipat lebih besar," kata Dr. Scadden saat penelitian ini dipublikasikan pada tahun lalu.

Meskipun penelitian ini bersifat observasional dan tidak dapat membuktikan secara langsung bahwa pengangkatan timus menyebabkan kanker atau penyakit fatal lainnya, temuan ini cukup mencemaskan. Para peneliti pun mengingatkan bahwa mempertahankan timus dalam tubuh harus menjadi prioritas klinis, sejauh mungkin.

Pada masa kanak-kanak, timus memiliki peran penting dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh. Anak-anak yang kehilangan timus mereka cenderung mengalami penurunan jumlah sel T, yaitu jenis sel darah putih yang berfungsi melawan kuman dan penyakit. Selain itu, sistem kekebalan tubuh anak-anak yang tidak memiliki timus juga cenderung lebih lemah dalam merespons vaksin.

Namun, saat memasuki masa pubertas, timus mulai menyusut dan memproduksi sel T dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Organ ini tampaknya bisa diangkat tanpa dampak langsung yang serius, terutama karena posisinya yang terletak di depan jantung, membuatnya sering diangkat saat operasi jantung atau dada.

Walaupun pengangkatan timus (timektomi) sering dilakukan pada pasien yang menderita kanker timus atau penyakit autoimun kronis seperti miastenia gravis, tidak semua orang perlu menjalani prosedur ini. Peneliti di Boston mengamati lebih dari 7.000 pasien yang menjalani operasi kardio-toraks, yaitu sekitar 6.000 orang yang tidak menjalani pengangkatan timus, dan 1.146 orang yang timusnya diangkat. 

Hasilnya, pasien yang menjalani timektomi hampir dua kali lebih mungkin meninggal dalam waktu lima tahun dibandingkan dengan kelompok yang tidak menjalani pengangkatan timus, meskipun sudah diperhitungkan faktor usia, jenis kelamin, ras, serta adanya kanker timus, miastenia gravis, atau infeksi pasca operasi.

Selain itu, pasien yang timusnya diangkat juga dua kali lebih berisiko mengembangkan kanker dalam lima tahun setelah operasi. Kanker yang berkembang pada mereka juga cenderung lebih agresif dan sering kambuh setelah pengobatan, dibandingkan dengan kelompok kontrol.

"Temuan ini menunjukkan bahwa akibat dari pengangkatan timus harus dipertimbangkan dengan hati-hati saat memutuskan apakah timektomi perlu dilakukan," ujar Dr. Scadden.

Para peneliti belum mengetahui secara pasti mengapa hubungan antara pengangkatan timus dan peningkatan risiko kanker ini terjadi, namun mereka menduga bahwa hilangnya timus dapat mengganggu fungsi sehat sistem kekebalan tubuh pada orang dewasa. Sebagian kecil pasien dalam penelitian ini yang telah menjalani timektomi menunjukkan sedikit variasi dalam reseptor sel T dalam darah mereka, yang bisa berkontribusi pada pengembangan kanker atau penyakit autoimun setelah operasi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa temuan mereka mendukung peran penting timus dalam memproduksi sel T pada orang dewasa dan dalam menjaga kesehatan tubuh sepanjang hidup. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa timus memiliki fungsi yang sangat penting dalam mempertahankan kesehatan kita hingga akhir hayat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun timus dianggap tidak vital setelah masa kanak-kanak, organ ini ternyata berperan lebih besar dalam menjaga keseimbangan sistem imun tubuh, dan pengangkatannya harus dipertimbangkan dengan lebih hati-hati dalam dunia medis.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment