Sahabat.com - Meskipun lebih umum terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun, osteoporosis atau pengeroposan tulang ternyata juga dapat menyerang mereka yang lebih muda, termasuk individu yang berada di usia awal lima puluhan. Hal ini disampaikan oleh para ahli kesehatan tulang, menyusul banyaknya laporan terkait cedera akibat patah tulang pada kelompok usia tersebut.
Menurut Bone Health & Osteoporosis Foundation (BHOF), sekitar 10 juta orang Amerika yang berusia di atas 50 tahun saat ini mengidap osteoporosis. Sementara itu, 44 juta orang lainnya mengalami osteopenia, yaitu penurunan kepadatan tulang yang lebih rendah dari normal, yang 80 persennya adalah wanita.
Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit "diam" karena tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda peringatan hingga terjadi patah tulang. Menurut para ahli, sebagian besar orang mulai kehilangan massa tulang secara perlahan sejak usia akhir 30-an. Pada wanita, penurunan terbesar terjadi dalam lima hingga tujuh tahun setelah menopause, ketika kadar estrogen yang membantu menjaga kekuatan tulang menurun tajam.
Faktor Risiko Osteoporosis
Para ahli menjelaskan bahwa osteoporosis dapat terjadi pada siapa saja, meskipun prevalensinya lebih tinggi pada wanita. Pada pria, penurunan massa tulang lebih bertahap, namun pada usia 75 tahun, osteoporosis sudah sama umum terjadi pada pria seperti halnya pada wanita.
Penyakit ini juga sering terkait dengan beberapa faktor risiko, seperti riwayat keluarga osteoporosis, patah tulang setelah usia 50 tahun, kekurangan vitamin D, kebiasaan merokok, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes atau rheumatoid arthritis. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid dan beberapa jenis antidepresan, juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Untuk mengetahui apakah seseorang berisiko terkena osteoporosis, *International Osteoporosis Foundation* (IOF) menyediakan tes risiko online yang dapat diakses melalui situs [RiskCheck.Osteoporosis.Foundation](https://riskcheck.osteoporosis.foundation).
Pentingnya Pemeriksaan Dini
Pemeriksaan dini sangat disarankan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Berdasarkan pedoman dari BHOF, wanita di atas 65 tahun dan pria di atas 70 tahun sebaiknya menjalani pemeriksaan dasar dengan tes Dual Energy X-ray Absorptiometry (DXA), yang mengukur kadar kalsium dalam tulang. Namun, mereka yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga osteoporosis atau pernah mengalami patah tulang setelah usia 50, dianjurkan untuk memulai pemeriksaan sekitar usia 50 tahun.
Sebagian besar tes kepadatan tulang ini ditanggung oleh asuransi kesehatan, termasuk Medicare di AS, dan dapat dilakukan di rumah sakit, praktik radiologi swasta, atau klinik kesehatan.
Langkah-Langkah Pencegahan dan Pengobatan
Untuk mencegah dan mengelola osteoporosis, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Ahli kesehatan merekomendasikan konsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup, dengan target minimal 1.200 mg kalsium per hari dan 870 hingga 1.000 IU vitamin D untuk individu di atas usia 50 tahun. Sumber makanan alami, seperti produk susu, sarden kaleng, dan jus jeruk yang diperkaya, adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D.
Olahraga juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang. Latihan berdampak rendah, seperti berjalan kaki, serta latihan kekuatan menggunakan beban ringan atau pita elastis, dapat meningkatkan kepadatan tulang, keseimbangan, dan kekuatan otot. Selain itu, kebiasaan merokok yang dapat menurunkan kepadatan tulang, terutama pada wanita, harus dihindari.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan osteoporosis, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan seperti bisphosphonates (misalnya alendronate dan risedronate) untuk memperlambat kerusakan tulang. Untuk osteoporosis yang lebih parah, obat anabolik seperti teriparatide atau abaloparatide dapat digunakan untuk meningkatkan massa tulang.
Osteoporosis merupakan penyakit serius yang dapat mempengaruhi siapa saja, namun dengan deteksi dini dan perubahan gaya hidup yang tepat, risiko patah tulang akibat osteoporosis dapat dikurangi. Pemeriksaan rutin dan perhatian terhadap pola makan serta kebiasaan hidup sehat adalah langkah utama untuk menjaga kesehatan tulang, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.
0 Komentar
Ngeri! Kompor Gas di Rumah Bisa Gandakan Risiko Kanker pada Anak, Ini Fakta Mengejutkannya
Ternyata Selama Ini Kita Salah! Makanan yang Dianggap Berbahaya Ini Justru Aman untuk Pencernaan
Operasi Sinus Ini Lebih Cepat, Minim Sakit, dan Efektif Angkat Polip Hidung! Kamu Wajib Tahu!
Makan Sayur & Buah Bisa Jadi Obat? Ilmuwan Temukan Cara “Reset” Usus Setelah Antibiotik!
Obat Kolesterol Ini Nggak Cuma Turunin Angka di Lab, Tapi Juga Bisa Cegah Serangan Jantung!
Efek Mengejutkan Long COVID: Jantung dan Paru-Paru Bisa Rusak Diam-Diam Meski Sudah Sembuh!
Makan Sehat Sejak Kecil Bisa Bikin Menstruasi Datang Lebih Lambat? Ini Fakta Mengejutkannya!
Remaja Aktif Lebih Bahagia? Studi Ini Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Olahraga dan Depresi!
Awas! Plastik Mikro Kini Bersarang di Pembuluh Darah Kita dan Bisa Picu Stroke Diam-Diam!
Leave a comment