Sahabat.com - Fisioterapi dapat memainkan peran penting dalam mencegah dan mengobati stroke. Dengan pencegahan yang tepat dan intervensi yang cepat, dampak dari stroke dapat dikurangi secara signifikan.
Berbicara mengenai stroke seringkali menimbulkan kekhawatiran besar, tetapi sebenarnya, stroke tidak selalu harus menakutkan.
Dalam rangka memperingati Stroke Awareness Week yang berlangsung dari 28 Oktober hingga 1 November 2024, fisioterapis berpengalaman sekaligus pendiri SuedeWellness Life Resilience Institute, Sue Ramauthar, berbagi informasi bahwa banyak kasus stroke yang sebenarnya dapat dicegah, dan dengan intervensi yang tepat, pemulihan bisa didukung melalui fisioterapi.
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke sebagian otak terhenti, yang menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Tanpa penanganan yang cepat, sel-sel ini bisa mati, yang mengarah pada kerusakan permanen, disabilitas, atau bahkan kematian.
Menurut Sue Ramauthar, pencegahan memainkan peran kunci dalam mengurangi kejadian stroke. Meskipun beberapa faktor risiko, seperti usia dan riwayat keluarga, tidak dapat dikendalikan, ada faktor-faktor lain yang bisa diubah melalui perubahan gaya hidup dan pengelolaan medis.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain mengelola tekanan darah, mengontrol diabetes, menjalani diet sehat, rutin berolahraga, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok.
Fisioterapi memiliki peran penting dalam pengelolaan dan pencegahan stroke. Fisioterapis membantu individu untuk mendapatkan kembali mobilitas, kekuatan, dan fungsi setelah stroke, serta mendukung strategi pencegahan jangka panjang.
Setelah stroke, banyak penyintas mengalami gangguan fisik yang memengaruhi gerakan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Fisioterapis sangat diperlukan untuk membantu pemulihan dan kemandirian mereka.
Melalui latihan yang disesuaikan, fisioterapis dapat membantu meningkatkan mobilitas, keseimbangan, kekuatan, dan koordinasi penyintas stroke, serta meningkatkan kesehatan kardiovaskular mereka, yang berfungsi mengurangi kemungkinan stroke berulang.
Banyak penyintas stroke yang mengalami spastisitas—kekakuan atau kontraksi otot yang tidak terkendali. Fisioterapi dapat membantu mengurangi spastisitas ini serta meningkatkan tonus otot, memungkinkan gerakan yang lebih lancar dan fungsi tubuh yang lebih baik.
Fisioterapi tidak hanya berfungsi untuk perawatan pasca-stroke; ia juga dapat berperan sebagai alat pencegahan. Fisioterapis dapat membantu pasien yang memiliki faktor risiko tinggi stroke, seperti hipertensi atau diabetes, melalui latihan yang menargetkan kesehatan kardiovaskular, pengelolaan berat badan, dan mobilitas.
Aktivitas fisik yang teratur adalah salah satu cara paling efektif untuk menurunkan risiko stroke, dan fisioterapis dapat merancang program latihan yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu.
Jika Anda atau orang terdekat berisiko mengalami stroke atau sedang dalam pemulihan pasca-stroke, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan fisioterapis untuk mendapatkan panduan tentang bagaimana gerakan dan rehabilitasi dapat memainkan peran penting dalam proses pemulihan dan pencegahan stroke.
Bahwa pencegahan stroke dan pemulihan pasca-stroke bukan hanya tentang pengobatan medis, tetapi juga melalui peran aktif fisioterapi dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.*
0 Komentar
Anak Kehilangan Orang Tua Lebih Rentan Dibully? Ini Fakta Mengejutkan dari Studi Terbaru!
Rahasia Otak Awet Muda Terungkap! Gaya Hidup Ini Bisa Cegah Pikun dan Alzheimer Sejak Dini
Cuma Gerak Sedikit di Usia 40-50an Bisa Bikin Otak Lebih Tajam & Hindari Alzheimer, Kok Bisa?
Benarkah Ciuman Bisa Menularkan Gluten? Ini Jawaban Ilmiahnya
Leave a comment