Pasien Lumpuh Bisa Berjalan Kembali Setelah Menjalani Operasi Otak Pertama di Dunia

03 Desember 2024 15:33
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Operasi dilakukan saat pasien dalam keadaan sadar sepenuhnya, sehingga para ahli bedah dapat memastikan bahwa elektroda terpasang di titik yang tepat di otak dengan kekuatan stimulasi yang sesuai.

Sahabat.com - Dua orang yang sebelumnya lumpuh kini dapat berjalan kembali setelah menjalani prosedur operasi otak pertama di dunia, yang melibatkan penanaman elektroda di otak mereka.

Kedua pasien tersebut mengalami cedera tulang belakang yang parah dan sebelumnya bergantung pada kursi roda untuk mobilitas mereka. Namun, setelah menjalani operasi, keduanya kini dapat berjalan jarak pendek dan bahkan menaiki tangga berkat teknik yang digunakan oleh para ahli bedah, yang dikenal sebagai stimulasi otak dalam (deep brain stimulation).

Operasi ini "membangunkan" serat saraf yang tidak aktif di sumsum tulang belakang dan mengembalikan kendali otot kaki. Wolfgang Jaeger, 54, mengalami patah punggung dalam kecelakaan ski pada 2006. Namun sejak menjalani operasi dua tahun lalu, ia telah bekerja dengan fisioterapis untuk mengembalikan gerakan pada anggota tubuhnya.

"Jika saya mau, saya bisa berjalan sedikit, atau naik dan turun tangga, atau jika saya membutuhkan sesuatu di dapur dan harus berdiri, saya bisa melakukannya," ujarnya dalam wawancara dengan Sky News. "Teknologi semakin baik. Di masa depan, saya rasa kami tidak akan membutuhkan kursi roda lagi. Ini perjalanan panjang, tapi saya rasa impian itu menjadi kenyataan."

Meski kedua pasien tersebut tidak sepenuhnya sembuh dari cedera mereka, mereka kini dapat berjalan perlahan dengan menggunakan tongkat atau "walker" untuk membantu mereka bergerak.

Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne (EPFL) memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mewujudkan terobosan ini. Mereka memetakan semua neuron di otak yang terlibat dalam membantu tikus berjalan dan secara tak terduga menemukan bahwa area yang disebut hipotalamus lateral berperan dalam proses berjalan.

Setelah melakukan uji coba yang sukses pada tikus, tim Swiss tersebut kemudian menanamkan elektroda di hipotalamus lateral pasien manusia. Teknik ini sudah banyak digunakan untuk mengontrol tremor pada penderita penyakit Parkinson.

Operasi dilakukan saat pasien dalam keadaan sadar sepenuhnya, sehingga para ahli bedah dapat memastikan bahwa elektroda terpasang di titik yang tepat di otak dengan kekuatan stimulasi yang sesuai.

Profesor Jocelyne Bloch, yang memimpin operasi di Rumah Sakit Universitas Lausanne, mengatakan, "Setelah elektroda terpasang dan kami melakukan stimulasi, pasien pertama langsung berkata, 'Saya merasa kaki saya'. Ketika kami meningkatkan stimulasi, dia berkata, 'Saya merasa ingin berjalan!'"

Prof. Gregoire Courtine, ilmuwan saraf utama dalam tim riset dan co-director di pusat NeuroRestore di Lausanne, mengatakan, "Penelitian ini menunjukkan bahwa otak diperlukan untuk pemulihan dari kelumpuhan. Kami menemukan cara untuk mengakses area kecil di otak yang sebelumnya tidak diketahui terlibat dalam berjalan, untuk mengaktifkan koneksi saraf yang tersisa dan mempercepat pemulihan neurologis."

Tim Lausanne sebelumnya telah menunjukkan bahwa pemulihan gerakan dapat dicapai dengan menggunakan implan di sumsum tulang belakang.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment