Peneliti Jepang Temukan Potensi Obat Diabetes untuk Melindungi Ginjal

20 November 2024 17:04
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Asosiasi Sekolah Kedokteran Katsuhito Mori ini fokus pada efek inhibitor SGLT2 canagliflozin terhadap ginjal pada 14 pasien yang dirawat di rumah sakit.

Sahabat.com - Sebuah tim peneliti dari Jepang menemukan bahwa obat-obatan diabetes tertentu dapat membantu ginjal untuk mengeluarkan glukosa dan menjaga kesehatan ginjal.

Meskipun diabetes tipe 2 dapat menyebabkan penyakit ginjal diabetik, peneliti dari Universitas Metropolitan Osaka meneliti potensi inhibitor SGLT2 (sodium-glucose cotransporter-2) untuk melindungi ginjal.

SGLT2 awalnya dikembangkan untuk membantu pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes.

Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Asosiasi Sekolah Kedokteran Katsuhito Mori ini fokus pada efek inhibitor SGLT2 canagliflozin terhadap ginjal pada 14 pasien yang dirawat di rumah sakit.

Tim peneliti menggunakan MRI BOLD (blood oxygenation level-dependent) — sebuah metode yang digunakan untuk melihat perubahan aliran oksigen darah di otak untuk memantau aktivitasnya.

Mereka menemukan bahwa pasien yang menggunakan canagliflozin selama lima hari memiliki lebih banyak oksigen di ginjal pada hari pertama setelah pemberian obat.

Para peneliti meyakini hal ini menunjukkan bahwa inhibitor SGLT2 mungkin dapat meningkatkan oksigenasi ginjal, sehingga melindungi organ tersebut.

"Dalam eksperimen pada hewan, jumlah oksigen di ginjal dapat diukur dengan memasukkan mikroelectrode, tetapi ini tidak mungkin dilakukan pada manusia," jelas Mori.

"Penggunaan MRI BOLD dapat mengukur oksigenasi ginjal secara non-invasif, dan ini diharapkan menjadi teknologi penting untuk menjelaskan mekanisme penyakit ginjal guna pengembangan obat terapeutik," tambahnya.

Temuan ini dipublikasikan dalam Frontiers in Endocrinology.

Diabetes merupakan penyebab utama penyakit ginjal. Sekitar 1 dari 3 orang dewasa dengan diabetes mengalami penyakit ginjal.

Dikenal juga dengan istilah nefropati diabetik, kondisi gula darah tinggi ini dapat merusak pembuluh darah dan nefron ginjal dengan cara menyumbatnya. Setelah ginjal rusak, ginjal tidak dapat menyaring darah, yang memungkinkan albumin sejenis protein, lolos melalui saringan tersebut dan akhirnya masuk ke urin.

Dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes, diperkirakan jumlah penderita nefropati diabetik akan mencapai 191 juta orang pada tahun 2030.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment