Sahabat.com - Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan prevalensi endotipe asma T2 rendah dan T17 tinggi di kalangan remaja dari kelompok minoritas ras dan etnis. Temuan ini membuka peluang untuk pengobatan yang lebih presisi.
Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang paling umum pada anak-anak, dan secara tidak proporsional memengaruhi kelompok minoritas ras dan etnis di Amerika Serikat. Pemuda Puerto Rico dan kulit hitam non-Hispanik, misalnya, memiliki tingkat kunjungan ke unit gawat darurat lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda kulit putih non-Hispanik.
Asma dengan T helper 2 (T2) tinggi, yang ditandai dengan peradangan eosinofilik dan peningkatan kadar interleukin (IL)-4, IL-5, dan IL-13, telah banyak dipelajari dan diobati dengan terapi yang ditargetkan. Namun, sedikit yang diketahui tentang endotipe T2 rendah, seperti asma T17 tinggi dan asma pausigranulositik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme molekulernya dan meningkatkan pendekatan diagnosis dan pengobatan.
Penelitian ini menganalisis endotipe asma pada remaja berusia 6 hingga 20 tahun dengan menggunakan profil transkriptomik dari epitel hidung. Data diambil dari tiga studi utama yang melibatkan peserta dari berbagai latar belakang etnis.
1. STAR (Stres dan Respons Pengobatan pada Anak-anak Puerto Rico dan Afrika-Amerika yang Mengidap Asma): Dilakukan antara 2018-2022, meneliti remaja Puerto Rico dan kulit hitam non-Hispanik.
2. EVA-PR (Variasi Epigenetik dan Asma Anak di Puerto Rico)**: Fokus pada remaja Puerto Rico antara 2014-2017.
3. VDKA (Vitamin D untuk Anak yang Asma): Meneliti efek suplementasi vitamin D pada remaja dengan asma berat antara 2016-2019.
Dari 459 peserta yang dianalisis, hasilnya menunjukkan tiga endotipe asma utama: T2 tinggi (22,7%-29,1%), T17 tinggi (35%-47%), dan T2 rendah/T17 rendah (30,3%-37,8%).
Endotipe T2 tinggi menunjukkan kadar IgE total, eosinofil, dan sensitivitas alergi yang lebih tinggi. Sementara itu, peserta dengan endotipe T17 tinggi cenderung lebih muda, dan obesitas terkait dengan profil T2 rendah pada beberapa kelompok, tetapi dengan perbedaan antara studi.
Penganalisisan biomarker di STAR juga membantu mengidentifikasi nilai ambang untuk profil T2 tinggi, dengan menggunakan IgE total, eosinofil, dan FeNO untuk meningkatkan prediksi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa endotipe asma T2 rendah, seperti T17 tinggi, lebih umum di kalangan pemuda minoritas ras dan etnis. Profil rinci menunjukkan bahwa beberapa biomarker, seperti IgE dan eosinofil, kurang akurat untuk mengidentifikasi asma T2 tinggi, tetapi model pohon keputusan dapat meningkatkan akurasi prediksi. Temuan ini membuka peluang untuk pengobatan asma yang lebih spesifik dan presisi.
Istilah-istilah medis yang terdapat dalam artike ini:
1. Endotipe Asma: Jenis atau subtipe dari asma berdasarkan pola mekanisme biologis yang mendasarinya. Endotipe ini memengaruhi cara tubuh merespons peradangan dan infeksi.
2. Transkriptomik: Studi tentang seluruh kumpulan RNA yang diekspresikan dalam sel, jaringan, atau organisme pada waktu tertentu, yang membantu memahami proses biologis yang terjadi.
3. Epitel Hidung: Lapisan sel yang melapisi saluran hidung, berfungsi sebagai pelindung dan terlibat dalam proses pernapasan serta respon imun.
4. T Helper 2 (T2): Tipe sel imun yang berperan dalam peradangan yang khas pada asma, dengan meningkatkan produksi zat peradangan seperti interleukin (IL)-4, IL-5, dan IL-13.
5. Eosinofil: Jenis sel darah putih yang terlibat dalam respons alergi dan peradangan, sering meningkat pada penderita asma jenis T2 tinggi.
6. Interleukin (IL): Keluarga protein yang berfungsi sebagai mediator dalam komunikasi antara sel-sel imun, terlibat dalam peradangan dan respons imun.
7. Imunoglobulin E (IgE): Jenis antibodi yang berperan dalam reaksi alergi. Kadar IgE yang tinggi dapat menandakan adanya alergi atau asma.
8. Spirometri: Tes yang mengukur fungsi paru-paru, khususnya seberapa banyak udara yang bisa dikeluarkan dan dihirup oleh pasien.
9. FeNO (Fractional Exhaled Nitric Oxide): Pengukuran kadar gas nitrat oksida dalam udara yang dikeluarkan saat bernapas, yang digunakan untuk menilai peradangan saluran pernapasan pada asma.
10. Biomarker: Indikator biologis yang digunakan untuk mengukur proses biologis atau kondisi kesehatan, misalnya kadar IgE atau eosinofil yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis asma.
0 Komentar
Peneliti Menguji Pengobatan Uap untuk Kanker Prostat
Olahraga Dua Jam Seminggu Bisa Mengubah Hidup Anda
Minum Minuman Manis dapat Meningkatkan Risiko Kematian, Berikut adalah Pilihan Alternatifnya
10 Makanan yang Harus Diminum Setiap Hari untuk Detoksifikasi Paru-paru Setelah Musim Liburan
Obat AI Menunjukkan Harapan untuk Penyakit Radang Usus
Leave a comment