Peneliti Temukan “Saklar Ajaib” Pengendali Gerak Sperma, Bisa Jadi Kunci Atasi Kemandulan Pria!

14 Oktober 2025 13:36
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kemandulan saat ini memengaruhi sekitar satu dari enam pasangan di dunia, dan sekitar setengah dari kasusnya disebabkan oleh faktor pria, salah satunya karena sperma tidak bergerak dengan baik.

Sahabat.com - Penemuan menarik datang dari Universitas Osaka, Jepang, yang berhasil mengungkap rahasia penting di balik gerak sperma dan kesuburan pria. 

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), para ilmuwan menemukan protein kompleks yang berperan seperti “saklar utama” untuk mengontrol kemampuan sperma berenang — faktor penting agar pembuahan bisa terjadi.

Kemandulan saat ini memengaruhi sekitar satu dari enam pasangan di dunia, dan sekitar setengah dari kasusnya disebabkan oleh faktor pria, salah satunya karena sperma tidak bergerak dengan baik. 

Tim peneliti menemukan bahwa ketika “saklar” ini tidak berfungsi, sperma menjadi lambat, tidak mampu membuahi sel telur, dan menyebabkan infertilitas. 

Namun, ketika sinyal ini dipulihkan di laboratorium, sperma kembali aktif dan berhasil membuahi sel telur hingga menghasilkan keturunan sehat pada tikus percobaan.

Penelitian ini berfokus pada protein bernama TMEM217, yang sebelumnya belum diketahui fungsinya. Protein ini hanya diproduksi di testis. 

Ketika para peneliti merekayasa tikus jantan agar tidak memproduksi TMEM217, hasilnya mengejutkan — tikus tersebut benar-benar mandul karena spermanya hampir tidak bisa bergerak sama sekali.

Lebih lanjut, tim menemukan bahwa TMEM217 bekerja bersama protein lain bernama SLC9C1, membentuk kompleks penting yang menjaga kestabilan enzim soluble adenylyl cyclase (sAC). 

Enzim ini berfungsi menghasilkan molekul sinyal cAMP, yang menjadi “bahan bakar” utama bagi gerak ekor sperma. Ketika TMEM217 hilang, kompleks ini runtuh, cAMP turun drastis, dan sperma kehilangan tenaganya.

Dalam eksperimen lanjutan, para peneliti mencoba menambahkan analog cAMP, yakni molekul tiruan yang berfungsi sama. Hasilnya menakjubkan — sperma yang tadinya tidak bergerak kembali aktif dan berhasil membuahi sel telur secara in vitro, menghasilkan anak tikus sehat.

Menurut Profesor Masahito Ikawa, peneliti senior dalam studi ini, “Kami menemukan cara sederhana untuk menyalakan kembali sperma yang tidak bergerak, cukup dengan menambahkan analog cAMP. Ini langkah menjanjikan menuju solusi nyata untuk beberapa bentuk infertilitas pria.”

Temuan ini membuka peluang besar dalam diagnosis dan pengobatan kasus kemandulan pria yang belum jelas penyebabnya. Dengan memahami cara kerja protein TMEM217 dan SLC9C1, para ilmuwan kini memiliki target baru untuk terapi kesuburan di masa depan.

Penemuan ini juga memberikan harapan baru bagi jutaan pasangan yang berjuang memiliki keturunan, membuktikan bahwa sains terus menemukan jalan untuk menghidupkan kembali harapan menjadi orang tua.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment