Penelitian Parkinson Ungkap Hubungan Tak Terduga Dopamin dengan Tremor

20 November 2024 14:49
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Studi ini menunjukkan pentingnya memisahkan tremor dari gejala motorik lain dalam penelitian dan pengobatan PD. Temuan ini membuka jalan untuk terapi yang lebih terarah, dengan memahami jalur saraf spesifik yang terlibat dalam tremor.

Sahabat.com - Peneliti dari Champalimaud Foundation mengungkap hubungan rumit antara dopamin dan tremor saat istirahat pada penyakit Parkinson. Temuan ini menunjukkan bahwa dopamin yang masih terjaga di beberapa area otak justru dapat memperburuk gejala tremor, yang bertentangan dengan pemahaman umum.  

Penyakit Parkinson (PD) adalah gangguan neurologis progresif yang dikenal dengan gejala motorik khas, seperti tremor, kekakuan, dan pergerakan lambat. Tremor saat istirahat, yakni getaran saat otot rileks, adalah gejala yang paling dikenali namun sulit dipahami.  

Studi terbaru yang diterbitkan dalam npj Parkinson's Disease ini menunjukkan bahwa meskipun kehilangan dopamin di wilayah otak seperti putamen, yang berhubungan dengan pengaturan gerakan, merupakan ciri khas PD, ada fenomena tak terduga pada tremor saat istirahat. Para peneliti menemukan bahwa pasien dengan tremor justru memiliki lebih banyak dopamin yang terjaga di nukleus kaudatus, area otak yang penting untuk perencanaan gerakan dan kognisi.  

"Temuan ini menantang pemahaman tradisional kita tentang bagaimana kehilangan dopamin berkaitan dengan gejala PD," kata Marcelo Mendonça, salah satu penulis utama studi ini.  

Peneliti menggunakan data dari lebih dari 500 pasien yang dianalisis dengan pemindai DaT dan sensor gerak untuk mengukur tingkat keparahan tremor. Mereka menemukan bahwa semakin banyak aktivitas dopamin yang terjaga di nukleus kaudatus, semakin parah tremor yang dialami.  

Temuan ini juga menyarankan bahwa pengaruh tremor tidak hanya terkait dengan kehilangan dopamin di caudate, tetapi juga ketidakseimbangan dopamin antara nukleus kaudatus dan putamen.  

Studi ini menunjukkan pentingnya memisahkan tremor dari gejala motorik lain dalam penelitian dan pengobatan PD. Temuan ini membuka jalan untuk terapi yang lebih terarah, dengan memahami jalur saraf spesifik yang terlibat dalam tremor.  

Para peneliti berharap untuk mengembangkan pendekatan baru dalam penelitian, termasuk menggunakan model hewan dan teknik pencitraan canggih untuk lebih memahami mengapa gejala PD berbeda pada setiap pasien.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment