Penelitian: Teh Dapat Menghilangkan Logam Berat Beracun dari Air

06 Maret 2025 17:56
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Peneliti menyatakan bahwa waktu penyeduhan memainkan peran penting dalam seberapa baik teh menangkap logam berat, dengan waktu penyeduhan yang lebih lama meningkatkan proses adsorpsi.

Sahabat.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa menyeduh teh dapat menghilangkan logam berat beracun seperti timbal dan kadmium dari air minum dengan cara mengadsorbsinya ke daun teh dan kantong teh. 

Peneliti menyatakan bahwa waktu penyeduhan memainkan peran penting dalam seberapa baik teh menangkap logam berat, dengan waktu penyeduhan yang lebih lama meningkatkan proses adsorpsi.

Meskipun bukan pengganti sistem penyaringan air, para ahli melihat potensi teh sebagai cara sederhana dan mudah diakses untuk mengurangi paparan logam berat.

Peneliti menghubungkan kebiasaan minum teh dengan penurunan risiko kematian, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Kini, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia ini memiliki manfaat tambahan: memurnikan air.

Penelitian yang diterbitkan pada 24 Februari dalam ACS Food Sciences & Technology menemukan bahwa teh dapat menghilangkan logam berat beracun seperti timbal dan kadmium dari air minum. 

Zat-zat tersebut teradsorpsi (menempel pada permukaan) daun teh atau kantong teh dan akhirnya terbuang dari cangkir.

Menurut Kantha Shelke, PhD, seorang ahli di bidang ilmu makanan yang tidak terlibat dalam penelitian ini, “Sepertinya menyeduh teh dapat membantu mengurangi paparan logam berat secara pasif dan menawarkan metode remediasi yang sederhana serta mudah diakses. Mengingat popularitas teh secara global, praktik ini tidak memerlukan perubahan gaya hidup atau teknologi tambahan, menjadikannya intervensi kesehatan masyarakat yang mudah.”

Penulis utama studi ini, Vinayak P. Dravid, PhD, seorang profesor teknik di Universitas Northwestern, yang juga meneliti pengembangan spons dengan lapisan luar untuk membersihkan polutan lingkungan, bersama rekan-rekannya memutuskan untuk menyelidiki apakah kantong teh dapat berfungsi seperti pelapis untuk menyaring kontaminan.

Tim peneliti menciptakan larutan air yang mengandung logam berat seperti kromium, seng, tembaga, aluminium, serta kadmium dan timbal yang sangat beracun. Mereka kemudian memanaskan larutan tersebut dengan suhu di bawah titik didih dan menambahkan daun teh atau kantong teh komersial dengan berbagai ukuran. Teh diseduh dalam waktu yang bervariasi, mulai dari beberapa detik hingga 24 jam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secangkir teh biasa dapat menghilangkan sekitar 15% timbal dari air minum, bahkan ketika konsentrasi timbal sangat tinggi, sekitar 10 bagian per juta. Secangkir teh yang dimaksud adalah cangkir dengan air dan kantong teh yang diseduh selama 3 hingga 5 menit.

Peneliti menemukan bahwa kantong teh berbahan katun dan nilon tidak banyak menyerap logam, tetapi kantong yang terbuat dari selulosa lebih efektif. Teh bubuk, terutama daun teh hitam, sedikit lebih baik dalam menangkap ion logam daripada daun teh utuh. 

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan luas permukaan pada teh bubuk, yang memberikan lebih banyak ruang bagi ion logam untuk menempel.
 
Satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan penyaringan adalah lama waktu teh diseduh. Benjamin Shindel, PhD, salah satu penulis studi, menjelaskan bahwa waktu penyeduhan adalah pertimbangan utama dalam kinerja penyaringan dan seberapa banyak logam yang dapat dihilangkan dari secangkir teh. 

Perbedaan antara menyeduh teh selama dua menit dan empat menit, atau empat menit dan sepuluh menit, memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan perbedaan antara jenis teh yang digunakan.

Meskipun terdapat penelitian sebelumnya yang menunjukkan tingginya kontaminasi logam berat pada teh dan perkebunan teh, peneliti menegaskan bahwa temuan ini memberikan kepastian bahwa logam berat menempel pada daun teh dan tidak larut ke dalam air.

Meskipun penelitian ini adalah langkah awal yang baik dalam memahami sifat dekontaminasi daun teh, ada beberapa keterbatasan. Peneliti menggunakan air yang telah diionisasi, yang mungkin tidak sepenuhnya menggambarkan situasi dunia nyata, karena air keran mengandung ion seperti kalsium, magnesium, dan tembaga yang juga mempengaruhi adsorpsi. 

Selain itu, mereka hanya mengukur sejumlah teh dan bahan kantong teh yang terbatas.

Shelke menyarankan bahwa untuk memahami lebih dalam tentang efek ini, perlu dilakukan perbandingan berbagai format teh dan metode penyeduhan—seperti penyeduhan selama tiga menit yang biasa dilakukan, waktu penyeduhan lebih lama yang umum dalam penyajian teh Tiongkok, atau metode mendidih yang intens digunakan dalam teh chai India.

Walaupun memanfaatkan teh untuk menghilangkan logam berat dari air mungkin bukan solusi praktis di rumah bagi sebagian orang, penelitian ini menunjukkan potensi teh sebagai intervensi kesehatan yang mudah diakses. Dengan lebih banyak penelitian dan inovasi, kita mungkin dapat melihat pengembangan kantong teh dengan kemampuan adsorpsi logam yang lebih baik di masa depan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment