Penelitian Temukan Toksin Jamur yang Membahayakan Kehamilan dalam Makanan Sehari-hari

06 November 2024 15:14
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penemuan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga pola makan sehat, terutama bagi wanita hamil, guna melindungi kesehatan mereka dan janin yang sedang berkembang.

Sahabat.com - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology mengungkapkan bahwa hampir semua wanita hamil terpapar oleh toksin jamur zearalenone (ZEN), yang berfungsi mirip estrogen dalam tubuh dan berpotensi mengganggu sistem reproduksi pada beberapa hewan.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Rutgers dan Universitas Rochester menunjukkan bahwa ZEN atau metabolitnya ditemukan dalam 97 persen sampel urin wanita hamil dan 84 persen sampel plasenta. ZEN, yang dihasilkan oleh jenis jamur tertentu, banyak ditemukan pada biji-bijian, seperti jagung, gandum, dan barley, serta pada produk makanan olahan dan daging.

ZEN merupakan jenis mycoestrogen, senyawa yang mirip dengan estrogen dan dapat mengikat reseptor estrogen dalam tubuh. Dalam dosis tinggi, ZEN terbukti dapat mengurangi jumlah dan ukuran keturunan pada ternak seperti sapi, babi, dan tikus. Namun, senyawa ini juga dapat merangsang pertumbuhan ternak setelah kelahiran, sehingga beberapa peternak di Amerika memberikan versi sintetis ZEN untuk mempercepat pertumbuhan hewan.

“Meskipun sudah dipelajari pada hewan, dampak ZEN pada manusia masih belum sepenuhnya dipahami. Kami masih di tahap awal untuk mempelajari bagaimana senyawa-senyawa ini mempengaruhi tubuh manusia,” kata Zorimar Rivera-Núñez, asisten profesor di Rutgers School of Public Health dan penulis utama penelitian ini.

Studi ini melibatkan pengambilan sampel urin dari 317 wanita hamil di Rochester, New York, dan 271 sampel plasenta. Peneliti juga mencatat pola makan para peserta sebagai bagian dari penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita dengan pola makan lebih sehat, khususnya yang lebih banyak mengonsumsi protein dan sayuran, memiliki tingkat paparan ZEN yang lebih rendah. Sebaliknya, konsumsi makanan olahan yang tinggi meningkatkan kadar ZEN dalam tubuh.

“Setiap peningkatan 1 persen dalam konsumsi makanan olahan ultra-processed berhubungan langsung dengan peningkatan paparan terhadap mycoestrogen,” ujar Carolyn Kinkade, peneliti utama studi ini.

Wanita dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan yang sudah pernah melahirkan sebelumnya juga cenderung memiliki kadar ZEN yang lebih tinggi dalam urin mereka.

Penelitian ini juga menyebutkan kekhawatiran terkait peningkatan paparan toksin jamur, yang semakin diperburuk oleh perubahan iklim. Menurut peneliti, perubahan suhu yang lebih tinggi dan cuaca ekstrem dapat menyebabkan peningkatan jumlah mycotoxin, termasuk ZEN, dalam bahan pangan.

“Paparan ini terkait langsung dengan perubahan iklim. Data saat ini memprediksi bahwa tingkat paparan bahan kimia ini akan semakin meningkat seiring dengan pemanasan suhu global,” jelas Rivera-Núñez.

Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ZEN mungkin lebih berbahaya daripada bahan kimia pengganggu endokrin lainnya, seperti BPA dan ftalat, meskipun dampaknya terhadap kesehatan manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Meskipun temuan ini menunjukkan adanya risiko kesehatan, para peneliti menekankan pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan mengurangi konsumsi makanan olahan selama kehamilan. Mereka juga mengingatkan bahwa ZEN sudah sangat merata dalam makanan, dan peraturan yang lebih ketat mungkin diperlukan untuk mengontrol kandungan mycoestrogens dalam rantai pangan global.

“Untuk mengurangi paparan ZEN, salah satu cara paling efektif adalah dengan mengurangi konsumsi makanan olahan,” kata Kinkade.

Penelitian ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang dampak ZEN pada kesehatan manusia, termasuk hubungan antara paparan ZEN dan masalah kesehatan lainnya, seperti pertumbuhan dan perkembangan anak hingga masa pubertas.

Para peneliti berencana untuk melanjutkan studi ini dengan memeriksa dampak ZEN pada kenaikan berat badan selama kehamilan, perkembangan plasenta, dan pertumbuhan anak. Dalam jangka panjang, mereka berharap dapat memperluas studi ini untuk mengevaluasi dampaknya terhadap kesehatan anak hingga masa pubertas.

“Tujuan kami ke depan adalah untuk memperluas penelitian ini guna memahami dampak ZEN pada kesehatan anak dalam jangka panjang,” kata Rivera-Núñez.

Penemuan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga pola makan sehat, terutama bagi wanita hamil, guna melindungi kesehatan mereka dan janin yang sedang berkembang.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment