Penelitian Ungkap Pola Pernapasan Abnormal pada Penderita Anosmia

24 Oktober 2024 14:30
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Anosmia, ketidakmampuan untuk mencium, seringkali menjadi gejala umum pada pasien COVID-19. Meski telah dipelajari selama ratusan tahun, kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk depresi dan penggunaan narkoba, dan berdampak negatif pada kualitas hidup.

Sahabat.com - Tim ahli saraf di The Azrieli National Institute for Human Brain Imaging and Research, Israel, menemukan bahwa orang yang mengalami kehilangan indra penciuman (anosmia) memiliki pola pernapasan yang berbeda dibandingkan individu dengan indra penciuman normal. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Anosmia, ketidakmampuan untuk mencium, seringkali menjadi gejala umum pada pasien COVID-19. Meski telah dipelajari selama ratusan tahun, kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk depresi dan penggunaan narkoba, dan berdampak negatif pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri baru dari kondisi tersebut.

Para peneliti merespons laporan anekdot dari individu yang mengaku mengalami perubahan pola pernapasan setelah terinfeksi COVID-19. Untuk menguji klaim ini, tim merekrut 52 relawan, di mana 21 di antaranya menderita anosmia. Setiap relawan mengenakan alat pemantau pernapasan selama 24 jam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa relawan dengan anosmia menunjukkan pola pernapasan yang berbeda. Mereka tidak memiliki puncak inhalasi kecil yang ditemukan pada individu dengan indra penciuman normal, yang sebelumnya dikaitkan dengan perubahan penciuman.

Menariknya, tim peneliti mampu mengidentifikasi dengan akurasi 83% anggota kelompok yang mengalami anosmia hanya dengan menganalisis pola pernapasan mereka. Peneliti menyarankan perlunya studi lebih lanjut untuk mengeksplorasi kemungkinan dampak jangka panjang dari perubahan pola pernapasan ini, termasuk peningkatan risiko depresi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment