Penemuan Baru: Obat Malaria Kuno Dapat Atasi Fibrosis Jantung

27 Februari 2025 17:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Obat malaria baru dicari karena parasit penyebab malaria telah mengembangkan resistensi terhadap obat yang ada.

Sahabat.com - Penemuan obat sering kali bergantung pada kebetulan, yang tercermin dari sejarah panjang penggunaan obat-obatan tradisional yang berasal dari bahan alami, terutama tanaman. 

Dalam sejarahnya, beberapa obat yang kini dikenal luas seperti morfin dari biji poppy, kina dari kulit pohon cinchona, dan aspirin dari kulit pohon willow, ditemukan melalui eksperimen dan percakapan yang dipandu oleh observasi dan kadang-kadang takhayul.

Walaupun penemuan obat di zaman modern dipandu oleh biologi dan kimia sintetis, unsur kebetulan tetap mempengaruhi prosesnya. Beberapa pengobatan kuno terlupakan hanya untuk kemudian ditemukan kembali dengan cara baru, seringkali berkat teknologi modern.

Salah satu contoh terbaru adalah penemuan kembali manfaat artemisinin, obat yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengatasi demam malaria. 

Artemisinin ditemukan kembali pada tahun 1960-an, saat baik Amerika Serikat maupun Tiongkok tengah berupaya menemukan obat yang lebih baik untuk malaria, yang saat itu menyerang pasukan di Vietnam.

Obat malaria baru dicari karena parasit penyebab malaria telah mengembangkan resistensi terhadap obat yang ada. Penelitian pada waktu itu mengarah pada penemuan oleh seorang ilmuwan muda asal Tiongkok, Tu Youyou, yang mempelajari pengobatan tradisional Tiongkok. 

Setelah banyak percobaan gagal, Tu menemukan bahwa ekstrak dari tanaman wormwood manis atau Artemisia annua dapat mengobati malaria dengan sangat efektif, yang akhirnya mengarah pada penemuan artemisinin.

Kini, hampir setengah abad kemudian, sekelompok ilmuwan dari Stanford Medicine melakukan pencarian obat dengan teknik yang jauh lebih canggih. 

Mereka mencari obat untuk fibrosis jantung, kondisi penebalan jaringan jantung yang mendasari banyak penyakit kardiovaskular. 

Dengan menggunakan pemindaian senyawa secara massal, mereka menemukan bahwa artesunat, turunan dari artemisinin, dapat membantu mengatasi fibrosis jantung.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun artesunat dikenal sebagai obat untuk malaria, obat ini dapat bekerja melalui mekanisme berbeda untuk mengurangi fibrosis pada sel jantung manusia.

Artesunat berhasil memperbaiki fungsi jantung pada tikus dengan gagal jantung. Karena artesunat sudah disetujui oleh FDA untuk pengobatan malaria, para peneliti berharap dapat segera mengujinya dalam uji klinis untuk pengobatan fibrosis jantung.

Teknik screening tinggi dan pustaka senyawa yang besar telah memungkinkan para ilmuwan untuk menemukan kembali potensi tersembunyi dari obat yang sudah ada, membuktikan bahwa terkadang penemuan obat lama dapat memberikan solusi untuk tantangan medis baru.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment