Penyakit Arteri Koroner: Pembunuh Diam-diam yang Perlu Diwaspadai

23 Oktober 2024 11:54
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penyakit ini menjadi sangat berbahaya karena banyak orang tidak menyadari kondisinya hingga mengalami serangan jantung, gagal jantung, atau gejala lain seperti nyeri dada dan sesak napas.

Sahabat.com - Penyakit arteri koroner (PAC) sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena biasanya tidak menimbulkan gejala hingga kondisi sudah parah. Menurut asosiasi Jantung Amerika, hampir 130 juta orang dewasa di Amerika Serikat menderita beberapa bentuk penyakit jantung, dengan PAC menjadi penyebab utama kematian global.

Dr. Michael Zevitz, seorang ahli jantung di Aspirus Cardiology-Rhinelander, menjelaskan bahwa PAC disebabkan oleh penumpukan plak di arteri koroner. Proses ini dapat dimulai sejak usia muda, tetapi biasanya memerlukan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk mencapai tingkat penyempitan pembuluh darah yang signifikan.

"Plak dapat menyempitkan arteri lebih dari 40%, 50%, hingga 70%, dan saat itulah komplikasi penyakit jantung mulai muncul," ujar Dr. Zevitz. 

Penyakit ini menjadi sangat berbahaya karena banyak orang tidak menyadari kondisinya hingga mengalami serangan jantung, gagal jantung, atau gejala lain seperti nyeri dada dan sesak napas. "Nyeri dada dan sesak napas biasanya terjadi ketika penyempitan arteri koroner telah mencapai lebih dari 70%," tambah Dr. Zevitz.

Ada beberapa faktor risiko yang berkontribusi pada perkembangan PAC, termasuk merokok, konsumsi alkohol, faktor genetik, dan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti hipertensi. Dr. Zevitz juga menyebutkan bahwa gangguan autoimun, seperti lupus, dapat meningkatkan risiko terkena PAC. "Orang yang menderita penyakit arteri perifer atau yang pernah mengalami stroke juga berisiko lebih tinggi," jelasnya.

Untuk mengurangi risiko penyakit arteri koroner, Dr. Zevitz menyarankan agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur. Ia juga menekankan pentingnya tindakan proaktif dalam menjaga kesehatan jantung.

"Hanya karena seseorang merasa sehat bukan berarti mereka tidak perlu memperhatikan kesehatan jantung. Jangan tunggu hingga gejala muncul. Kami sarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan," pungkas Dr. Zevitz.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment