Perawatan Baru yang Menjanjikan untuk Memperbaiki Kerusakan Tulang Akibat Penuaan

30 Desember 2024 14:25
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dengan meningkatnya usia populasi global, tantangan besar muncul terkait dengan penurunan kemampuan tubuh untuk meregenerasi dan memperbaiki dirinya. Hal ini semakin menekankan pentingnya perawatan inovatif yang dapat menawarkan solusi.

Sahabat.com - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kombinasi puasa intermiten dengan perban biomedis inovatif dapat mengembalikan kemampuan penyembuhan tulang pada tikus yang lebih tua, bahkan setara dengan tikus muda.

Studi yang diterbitkan di eLife sebagai pracetak ini dianggap sangat penting oleh editor, yang memuji analisis mendalam serta bukti yang mendukung terapi baru ini untuk meremajakan penyembuhan tulang pada hewan tua, dan kemungkinan efek serupa pada jaringan lainnya.

Dengan meningkatnya usia populasi global, tantangan besar muncul terkait dengan penurunan kemampuan tubuh untuk meregenerasi dan memperbaiki dirinya. Hal ini semakin menekankan pentingnya perawatan inovatif yang dapat menawarkan solusi.

"Inti perbaikan tulang terletak pada osteoprogenitor, sel yang membentuk jaringan tulang baru. Seiring bertambahnya usia, jumlah dan fungsi sel ini menurun, sehingga mempengaruhi kemampuan regenerasi tulang," ujar Joshua Reeves, penulis utama dan mantan mahasiswa PhD di Departemen Ilmu Biomedis, Universitas Lausanne, Swiss, serta Pusat Terapi Gen dan Pengobatan Regeneratif di King's College London, Inggris. 

"Tulang kalvaria (bagian tengkorak) sangat rentan terhadap gangguan penyembuhan yang terkait dengan penuaan, dengan dua lokasi utama osteoprogenitor—periosteum dan mesenkim sutura—membutuhkan perhatian khusus."

Reeves dan timnya mempelajari bagaimana perubahan yang terjadi pada periosteum dan mesenkim jahitan tulang seiring penuaan pada model tikus.

Perubahan Penyembuhan dan Struktur Tulang Seiring Penuaan

Tim mulai dengan menganalisis perubahan pada tulang kalvaria tikus yang menua, menemukan penurunan pada struktur tulang dan kemampuan penyembuhannya. Mereka mengamati pengurangan pembuluh darah pada jaringan tulang periosteal, yang dimulai pada usia dewasa. Selain itu, mereka menemukan penurunan jalur bioenergi, khususnya mitokondria, yang memengaruhi fungsi osteoprogenitor, melemahkan kapasitas perbaikan tulang.

Meskipun penggunaan perban Wnt3a dapat meningkatkan jumlah osteoprogenitor pada tikus yang lebih tua, hal itu belum cukup untuk mengembalikan kapasitas penyembuhan secara penuh, menunjukkan adanya masalah lebih dalam pada sel yang menua.

Puasa Intermiten: Terobosan Baru dalam Penyembuhan Tulang

Puasa intermiten, pendekatan diet yang bergantian antara periode makan dan puasa, telah terbukti meningkatkan kepadatan mineral tulang pada hewan dewasa. Oleh karena itu, tim menggabungkan perawatan perban Wnt3a dengan puasa intermiten pada tikus tua yang memiliki kerusakan pada tulang kalvaria.

Hasilnya, tikus yang menjalani perawatan ini menunjukkan tingkat perbaikan tulang yang serupa dengan tikus muda. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa puasa intermiten meremajakan osteoprogenitor, meningkatkan fungsi mitokondria, dan mengurangi stres seluler terkait usia. Efek serupa juga dapat diperoleh dengan menggunakan suplemen seperti nikotinamida mononukleotida untuk meningkatkan energi mitokondria.

Perubahan pada mikrobioma usus, khususnya peningkatan bakteri Akkermansia muciniphila, juga berperan dalam meningkatkan kesehatan dan perbaikan jaringan, menandakan bahwa perubahan pola makan bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tulang. Hal yang menarik adalah perbaikan tulang tercapai tanpa perubahan signifikan pada asupan kalori secara keseluruhan, tetapi lebih melalui puasa itu sendiri.

Meski penelitian ini masih pada tahap awal dan dilakukan pada tikus, temuan ini membuka potensi untuk terapi yang dapat membantu orang dewasa yang lebih tua untuk mempercepat penyembuhan dan mempertahankan kesehatan tulang, serta meningkatkan regenerasi jaringan penuaan lainnya.

"Dampak dari protokol jangka pendek seperti puasa intermiten menunjukkan bahwa jaringan yang menua tetap bisa diperbaiki dengan intervensi yang tepat," kata Shukry Habib, penulis senior dan profesor di Departemen Ilmu Biomedis, Universitas Lausanne. 

"Penelitian kami membuka jalan bagi penggunaan terapi metabolik dan mikrobioma dalam mengatasi kerusakan jaringan pada individu yang menua."

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment