Sahabat.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pola makan Mediterania rendah kalori yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik mampu menjaga kesehatan tulang pada lansia dengan sindrom
metabolik, khususnya perempuan. Temuan ini memberi harapan baru dalam pencegahan osteoporosis terkait usia.
Penelitian ini merupakan analisis sekunder dari uji klinis acak PREDIMED-Plus yang diterbitkan dalam JAMA Network Open. Studi tersebut menilai dampak perubahan gaya hidup terhadap penurunan kepadatan mineral tulang (BMD) dan kandungan mineral tulang total (BMC) seiring bertambahnya usia.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Tulang Seiring Menua
Penuaan kerap dikaitkan dengan penurunan BMD dan BMC, yang meningkatkan risiko patah tulang akibat osteoporosis. Dengan semakin menua populasi dunia, kasus osteoporosis pun meningkat dan memberikan beban besar bagi sistem kesehatan.
Oleh karena itu, strategi perilaku yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko ini, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan obesitas.
Pola makan seimbang dan olahraga rutin telah lama dikenal sebagai upaya efektif untuk mencegah patah tulang. Namun, ketika penurunan berat badan menjadi target untuk mengatasi obesitas, perlu dipastikan bahwa strategi diet tersebut tidak memperparah penurunan kualitas tulang.
Rincian Studi PREDIMED-Plus
Uji klinis ini melibatkan 6.874 orang dewasa berusia 55–75 tahun yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan memiliki setidaknya tiga gejala sindrom metabolik. Mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok kontrol yang menjalani pola makan Mediterania biasa tanpa pembatasan kalori, dan kelompok intervensi yang mengikuti pola makan Mediterania dengan pengurangan energi sebesar 30%, disertai peningkatan aktivitas fisik dan dukungan perilaku.
Selama tiga tahun masa tindak lanjut, para peneliti mengevaluasi perubahan BMD dan BMC menggunakan pemindaian DXA (Dual-Energy X-ray Absorptiometry).
Hasil: Perubahan Gaya Hidup Dorong Tulang Lebih Kuat
Sebanyak 924 peserta dengan data pemindaian DXA lengkap dianalisis lebih lanjut. Kelompok intervensi berhasil menurunkan berat badan secara signifikan—rata-rata 2,8 kg lebih banyak dibanding kelompok kontrol.
Lebih menarik lagi, kelompok intervensi, khususnya perempuan, menunjukkan peningkatan BMD di tulang belakang bagian bawah (L1–L4), tulang paha bagian atas, dan daerah trokanter setelah tiga tahun. Efek positif ini tidak tampak signifikan pada laki-laki.
Analisis lanjutan memperkuat temuan tersebut. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi diet rendah kalori dan olahraga memberikan perlindungan lebih besar terhadap penurunan tulang, terutama pada perempuan lansia.
Implikasi dan Harapan ke Depan
Peneliti menyimpulkan bahwa pola makan Mediterania rendah kalori yang dipadukan dengan aktivitas fisik memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan tulang pada lansia, terutama perempuan dengan sindrom metabolik.
Meski diperlukan studi lanjutan dengan masa tindak lanjut yang lebih panjang, temuan ini dapat menjadi dasar strategi kesehatan masyarakat dalam mengurangi risiko osteoporosis.
“Perubahan gaya hidup yang tepat bisa jadi kunci untuk menjaga kekuatan tulang di usia lanjut,” tulis para peneliti dalam laporan mereka.
0 Komentar
Kasur Bayi Bisa Bahayakan Otak Anak? Ini Fakta Mengejutkan yang Wajib Diketahui Para Orang Tua!
Mau Tekanan Darah Stabil Tanpa Ribet? Rahasia Sederhana Ini Lebih Ampuh dari Cuma Kurangi Garam!
Cuaca Ekstrem Bikin Kita Doyan Lemak? Ini Fakta Mengejutkannya!
Kaki Sering Dingin dan Berat? Waspada, Bisa Jadi Tanda Masalah Serius di Pembuluh Darah!
Leave a comment