Sahabat.com - Paparan pestisida neonikotinoid di Amerika Serikat diduga berdampak buruk pada perkembangan otak manusia, mirip dengan efek nikotin, menurut sebuah kajian terbaru.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan zat kimia ini berpotensi menyusutkan jaringan otak dan menyebabkan hilangnya neuron, serta memicu gangguan kesehatan jangka panjang seperti ADHD dan masalah perilaku lainnya.
Tinjauan tersebut menyatakan bahwa neonikotinoid dapat memengaruhi perkembangan anak, menimbulkan keterlambatan pematangan seksual pada pria, berkurangnya keterampilan motorik, hingga memperlambat refleks pendengaran. Efek-efek ini terutama mengancam bagi anak-anak yang terpapar residu neonikotinoid yang sering ditemukan pada produk pertanian.
Menurut kajian ini, data yang digunakan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) untuk mengatur penggunaan pestisida tidak lengkap dan bias. EPA diduga mengabaikan beberapa temuan ilmiah yang menyebutkan bahwa paparan neonikotinoid berisiko tinggi, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.
Nathan Donley, salah satu penulis laporan dari Center for Biological Diversity, menyatakan bahwa paparan neonikotinoid pada tingkat yang dianggap aman oleh EPA sebenarnya tidak melindungi kesehatan anak di masa depan. Laporan ini juga didukung oleh Natural Resources Defense Council dan Food & Water Watch, yang menyuarakan kekhawatiran atas potensi bahaya pestisida ini terhadap kesehatan manusia.
EPA, dalam pernyataan resminya, menyebutkan bahwa penelitian terkait pestisida neonikotinoid telah melalui peninjauan independen, namun mereka belum meninjau hasil kajian terbaru ini.
Penggunaan Pestisida yang Meluas dan Bahayanya
Neonikotinoid merupakan golongan bahan kimia yang digunakan secara luas dalam insektisida untuk melawan hama di lebih dari 150 juta hektar lahan pertanian di AS. Pestisida ini bekerja dengan menghancurkan sinaps saraf serangga, menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa pestisida ini juga merusak ekosistem dengan membahayakan penyerbuk seperti lebah, serta membunuh serangga lain yang bukan target.
Bahan kimia ini memiliki struktur yang mirip dengan nikotin, dan memengaruhi neurotransmiter manusia yang berperan dalam perkembangan sistem saraf. Meski sebelumnya diyakini hanya berdampak pada serangga, kini diketahui bahwa neonikotinoid dapat terurai menjadi senyawa yang sama berbahayanya dengan nikotin dalam memengaruhi otak manusia.
Penelitian menemukan bahwa lebih dari 95% wanita hamil di AS memiliki kadar neonikotinoid yang signifikan dalam tubuh mereka. Pestisida ini ditemukan dalam air minum dan sering kali terdapat dalam produk makanan, menimbulkan risiko paparan yang meluas bagi populasi umum, terutama pekerja pertanian yang terpapar langsung.
EPA dan Kontroversi Seputar Regulasi Pestisida
EPA diwajibkan meninjau keamanan pestisida setiap 15 tahun. Namun, laporan Donley mengungkapkan bahwa banyak data dari produsen pestisida yang tidak diserahkan ke EPA, terutama terkait paparan pada tingkat rendah hingga sedang. Meski begitu, EPA tampaknya siap menerapkan regulasi baru yang menganggap paparan tingkat tersebut aman, meskipun bukti risiko kesehatan belum sepenuhnya jelas.
Donley menuduh perusahaan pestisida telah "mengabaikan EPA" dengan tidak menyerahkan data penting, dan EPA sendiri dianggap memberi "stempel karet" tanpa konsekuensi berarti. Dalam kasus lain, EPA juga diduga mengabaikan kekhawatiran dari ilmuwannya sendiri terkait efek neurotoksik neonikotinoid.
Kontroversi ini menambah daftar panjang tudingan bahwa EPA memiliki hubungan dekat dengan industri pestisida, yang diduga memengaruhi proses pengambilan keputusan terkait regulasi dan keselamatan pestisida.
Donley menutup dengan mengatakan, "Jelas bahwa industri sedang mempermainkan sistem, dan tidak ada seorang pun yang menegur mereka."
0 Komentar
Kasur Bayi Bisa Bahayakan Otak Anak? Ini Fakta Mengejutkan yang Wajib Diketahui Para Orang Tua!
Mau Tekanan Darah Stabil Tanpa Ribet? Rahasia Sederhana Ini Lebih Ampuh dari Cuma Kurangi Garam!
Cuaca Ekstrem Bikin Kita Doyan Lemak? Ini Fakta Mengejutkannya!
Kaki Sering Dingin dan Berat? Waspada, Bisa Jadi Tanda Masalah Serius di Pembuluh Darah!
Leave a comment