Sahabat.com - Akhir-akhir ini kita sering mendengar anak menjadi pelaku kekerasan atau kriminal. Mereka tidak hanya melakukan perlawanan dengan tangan saja, namun aksi ini juga memakan korban jiwa.
Perbuatan dan tindakan anak-anak dan remaja tidak muncul begitu saja. Hal ini juga dipengaruhi oleh perilaku pengasuhan anak pada usia 13 hingga 24 bulan. Pola asuh yang positif memberikan dampak positif terhadap perilaku anak di masa depan.
Pola pengasuhan positif pada bayi seusia ini dapat mengurangi kemungkinan anak menjadi agresif dan kasar di kemudian hari sebesar 52%.
Dokter Anak Dr. Fitri Hartanto menjelaskan, 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan masa kritis dalam kehidupan seseorang. Prinsip pengasuhan yang sama juga berlaku pada tahap ini: pengasuhan positif.
Menurutnya ada pola asuh otoriter terdiri dari koersif, murah hati dan melayani, permisif dan membiarkan anak melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan terakhir demokratis atau parental.
"Ini tentang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan baik, ”kata Dr. Fitri.
Saat seorang anak lahir, hanya 25% otaknya yang tumbuh di dalam rahim. Pertumbuhan otak meningkat sebesar 80% sejak lahir hingga usia 2 tahun. Pada akhir tahun ke-5 kehidupan atau tahun ke-6 pertama, jumlahnya menurun lagi, hanya meningkat 15%.
Dijelaskannya, ada tiga tahapan penting dalam tumbuh kembang anak hingga usia enam tahun. yakni tahap awal pada usia 0 hingga 6 bulan, tahap kritis pada usia 1.000 HPK, dan tahap rentan pada usia 0 hingga awal 6 tahun. Berbulan-bulan, bertahun-tahun. Ketiga tahapan ini merupakan tahun emas anak.
“Karena seperempat pertumbuhan otak seseorang terjadi setelah anak lahir,” ujarnya.
Karena pertumbuhan yang pesat, anak mempunyai masa kritis dimana sel-sel otak menjadi tanggap, tanggap, dan peka terhadap setiap rangsangan yang diberikan kepada anak.
“Setelah usia dua tahun ada masa sensitif, tapi tidak seresponsif usia dua tahun pertama,” ujarnya.
Pola asuh yang positif sangatlah penting. Dampaknya terhadap anak-anak telah menghasilkan penurunan kekerasan terhadap anak sebesar 52% dan penurunan insiden pelecehan seksual sebesar 23%.
Selain berdampak pada anak, juga memberikan dampak positif bagi orang tua, yakni meningkatkan komunikasi keluarga dan penyelesaian masalah secara positif, mengurangi perilaku bermasalah dalam interaksi orang tua-anak, serta berdampak positif pada orang tua .
Konsep stimulasi sudah ada pada Kalender Pendidikan 1.000 HPK selama 13-24 bulan. Ketika seorang anak telah menguasai suatu keterampilan, berarti ia siap mempelajari keterampilan tersebut di usianya nanti.
Jika anak Anda tidak memenuhi kompetensi untuk kelompok usianya, mereka dapat diturunkan ke kelompok usia yang lebih rendah dan seorang profesional kesehatan dapat dilibatkan untuk penilaian awal. Setiap aktivitas stimulus dilakukan berulang-ulang dengan cara yang menyenangkan.
Selain itu, membawa anak ke masa emasnya membutuhkan tenaga dan bahan bangunan yang lebih banyak.
“Karena pertumbuhan yang cepat, termasuk pertumbuhan otak yang cepat, dan aktivitas yang tinggi, diperlukan kalori, lemak, dan protein hewani dalam jumlah besar, minimal telur, tetapi tidak mengandung serat, dan buah-buahan serta sayur-sayuran mengandung serat Akibatnya, anak merasa kenyang dalam waktu yang lama, “anak kecil sudah kenyang, dan anak bukan miniatur orang dewasa, sehingga asupan lainnya ada kekurangan,” tutupnya.
0 Komentar
Terungkap! ADHD Bisa Picu Gangguan Cemas Serius pada Anak Perempuan, Waspadai Gejalanya Sejak Dini!
Hati-Hati, Mobil SUV Bisa Jadi Pembunuh Diam-Diam di Jalanan!
Miris! Orang Tua yang Kecanduan Alkohol 2 Kali Lebih Rentan Menyakiti Anak, Ini Fakta Mengejutkannya
Fakta Mengejutkan: Perempuan Kini Unggul di Olahraga Ekstrem, Sahabat Pasti Nggak Nyangka!
Bahaya Tersembunyi di Balik Asap Manis Vape: Bisa Bikin Paru-Paru Rusak Permanen, Sahabat!
Ternyata Olahraga Intens Bisa Jadi Solusi Tidur Nyenyak Bagi Wanita yang Pernah Alami Trauma!
Leave a comment