Sahabat.com - Sebuah penelitian besar yang dipresentasikan dalam Hypertension Scientific Sessions 2025 milik American Heart Association mengungkap fakta mengejutkan: kurang dari 6% orang dewasa di Amerika menggunakan pengganti garam, padahal cara sederhana ini terbukti bisa membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Tekanan darah tinggi terjadi ketika aliran darah memberi tekanan berlebihan pada dinding arteri dalam jangka waktu lama. Kondisi ini menjadi penyebab utama komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.
Data antara 2017 hingga 2020 menunjukkan lebih dari 122 juta orang dewasa di AS hidup dengan hipertensi, yang dikaitkan dengan lebih dari 130 ribu kematian dalam periode tersebut. Salah satu penyumbang utama masalah ini adalah konsumsi garam berlebih dan rendahnya asupan kalium.
“Secara keseluruhan, kurang dari 6% orang dewasa di AS menggunakan pengganti garam, padahal produk ini murah dan bisa menjadi strategi efektif untuk membantu mengontrol tekanan darah, terutama pada mereka yang sulit diobati,” jelas Yinying Wei, M.C.N., R.D.N., L.D., kandidat Ph.D. dari UT Southwestern Medical Center di Dallas.
Ia menekankan pentingnya tenaga medis untuk lebih aktif menyarankan penggunaan pengganti garam kepada pasien dengan hipertensi yang sulit ditangani.
Pengganti garam biasanya mengganti sebagian atau seluruh kandungan natrium dengan kalium. Rasanya hampir sama dengan garam biasa, walau pada suhu tinggi bisa sedikit pahit.
American Heart Association sendiri merekomendasikan asupan natrium tidak lebih dari 2.300 mg per hari, dengan target ideal kurang dari 1.500 mg, khususnya bagi penderita tekanan darah tinggi.
Penurunan asupan natrium sekitar 1.000 mg per hari saja sudah bisa membantu memperbaiki tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.
Sayangnya, hasil analisis dari data survei nasional (NHANES) selama hampir dua dekade menunjukkan penggunaan pengganti garam masih sangat rendah. Bahkan, meskipun banyak penderita hipertensi cocok menggunakannya, mayoritas tetap memilih garam biasa.
“Penggunaan pengganti garam tetap jarang dalam dua dekade terakhir, termasuk di kalangan penderita hipertensi,” kata Wei.
“Bahkan pada pasien yang sudah minum obat, sebagian besar masih tetap menggunakan garam biasa.”
Amit Khera, M.D., profesor kedokteran dan direktur kardiologi pencegahan di UT Southwestern Medical Center, menambahkan, “Penelitian ini menyoroti peluang besar yang sering terlewat untuk meningkatkan kesehatan jantung lewat cara sederhana: mengganti garam. Fakta bahwa penggunaannya tetap rendah selama 20 tahun terakhir benar-benar membuka mata.”
Meskipun begitu, para peneliti juga mengingatkan bahwa tidak semua orang cocok menggunakan pengganti garam, terutama penderita penyakit ginjal atau yang sedang mengonsumsi obat tertentu. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan sebelum mengganti garam biasa dengan pengganti garam.
Pesannya jelas: banyak orang bisa mengendalikan tekanan darahnya dengan lebih baik jika mau mencoba langkah sederhana ini. Mengurangi natrium, menambah kalium, dan mulai beralih ke pengganti garam bisa menjadi salah satu cara termudah untuk menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko stroke maupun serangan jantung.
0 Komentar
Leave a comment