Rahasia Otak Terbongkar: Stroke Bisa Mengubah Cara Kita Membaca

14 Agustus 2025 15:30
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru dari Georgetown University akhirnya menemukan jawabannya. Ternyata, stroke bisa menghambat kemampuan otak untuk menggunakan makna kata sebagai bantuan saat mengenali kata ketika membaca.

Sahabat.com - Selama ini kita tahu bahwa banyak orang kesulitan membaca setelah terkena stroke, tapi para ilmuwan belum benar-benar paham alasannya. 

Penelitian terbaru dari Georgetown University akhirnya menemukan jawabannya. Ternyata, stroke bisa menghambat kemampuan otak untuk menggunakan makna kata sebagai bantuan saat mengenali kata ketika membaca. 

Temuan ini membuka peluang baru untuk terapi yang membantu pasien memulihkan salah satu keterampilan paling penting dalam hidup.

“Kita biasanya menganggap membaca sebagai cara untuk mendapatkan makna, tapi sebaliknya juga benar—makna kata membantu kita mengenalinya saat membaca. Beberapa orang yang sedang pulih dari stroke tidak bisa menggunakan makna kata untuk mengenalinya, sehingga membuat membaca menjadi lebih sulit,” ujar Peter E. Turkeltaub, MD, Ph.D., Direktur Cognitive Recovery Lab di Georgetown University.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mempelajari hasil pemindaian otak pasien stroke saat mereka membaca lantang. Mereka menemukan bagian otak dan koneksi saraf yang berperan penting dalam bagaimana makna kata membantu proses membaca. 

Bagi sebagian penyintas stroke, masalahnya adalah ketidakmampuan menghubungkan kata yang diucapkan dengan ide atau konsep di balik kata tersebut.

Di Amerika Serikat, sekitar 800.000 orang mengalami stroke setiap tahun, dan banyak di antaranya berasal dari kelompok masyarakat yang termarjinalkan. Studi ini melibatkan 56 penyintas stroke di belahan kiri otak—bagian yang mengatur bahasa—dan 68 orang tanpa riwayat stroke. 

Hasilnya menunjukkan bahwa gangguan pemrosesan makna kata memang lebih jarang dibandingkan kesulitan mengeja bunyi kata (gangguan fonologis), yang biasanya lebih umum pada pasien stroke.

Penelitian ini juga menemukan bahwa kerusakan pada bagian superior temporal sulcus—wilayah otak yang berperan dalam pemrosesan bicara dan memori jangka pendek pendengaran—mengurangi keuntungan membaca kata dengan makna yang jelas dibanding kata yang maknanya abstrak. Artinya, pasien sulit menggunakan makna untuk membantu membaca.

Ryan Staples, Ph.D., penulis pertama studi ini, mengatakan, “Temuan ini memperjelas neurobiologi membaca dan menjadi bukti terkuat sejauh ini tentang jenis gangguan membaca yang bisa terjadi setelah stroke di belahan kiri otak.” 

Ke depan, tim peneliti akan membandingkan kemampuan membaca pada orang yang menua secara normal dan penyintas stroke untuk lebih memahami dampak stroke terhadap kemampuan membaca.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment