Resistensi Insulin Meningkatkan Risiko Penyakit Katup Jantung Aorta pada Pria

04 Desember 2024 14:29
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian ini dapat membuka peluang untuk pengobatan baru bagi stenosis aorta yang dapat berujung pada gagal jantung yang mengancam nyawa.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Medicine menemukan bahwa resistensi insulin dapat meningkatkan risiko terkena stenosis aorta, sebuah penyakit katup jantung umum, pada pria berusia di atas 45 tahun. Penelitian ini dapat membuka peluang untuk pengobatan baru bagi stenosis aorta yang dapat berujung pada gagal jantung yang mengancam nyawa.

Stenosis aorta terjadi ketika katup aorta menyempit atau tidak dapat terbuka sepenuhnya, sehingga mengurangi aliran darah dari jantung ke tubuh. Jika tidak ditangani dengan tepat, katup ini akan menebal dan mengeras, menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Tim peneliti dari Rumah Sakit Universitas Kuopio, Finlandia, mengidentifikasi sejumlah biomarker yang berkaitan dengan resistensi insulin tinggi pada pasien stenosis aorta, seperti insulin puasa, insulin pada 30 menit dan 120 menit, proinsulin, serta serum C-peptida.

Resistensi insulin adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik, sehingga tubuh memproduksi insulin lebih banyak dari normal untuk mengatur kadar gula darah. Penelitian ini menemukan bahwa biomarker tersebut tetap menjadi prediktor signifikan untuk stenosis aorta, meskipun setelah disesuaikan dengan faktor risiko lain seperti indeks massa tubuh (IMT) dan hipertensi, atau setelah mengecualikan peserta yang menderita diabetes atau kelainan katup aorta.

Menurut Dr. Johanna Kuusisto, penulis utama penelitian, temuan ini menunjukkan bahwa resistensi insulin mungkin merupakan faktor risiko yang signifikan dan dapat dimodifikasi untuk stenosis aorta. Mengingat semakin banyaknya kasus resistensi insulin, "mengelola kesehatan metabolik bisa menjadi pendekatan baru untuk mengurangi risiko stenosis aorta dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular pada populasi yang menua," tambahnya.

Penelitian ini melibatkan data dari 10.144 pria Finlandia berusia antara 45 hingga 73 tahun, yang awalnya bebas dari stenosis aorta. Setelah masa tindak lanjut rata-rata selama 10,8 tahun, 116 pria (1,1%) didiagnosis dengan stenosis aorta.

Meskipun kontrol berat badan dan olahraga sudah dikenal dapat meningkatkan sensitivitas insulin, Dr. Kuusisto mendorong perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi bagaimana perubahan gaya hidup ini dapat membantu mencegah kondisi jantung tersebut.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment