Risiko Gangguan Kejiwaan pada Anak dari Ibu dengan Gangguan Makan

24 Oktober 2024 17:54
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam penelitian ini, melibatkan 392.098 ibu, ditemukan bahwa 1,60 persen memiliki riwayat gangguan makan, sementara 5,89 persen mengalami berat badan kurang sebelum hamil, dan 53,13 persen mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Sahabat.com - Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 22 Oktober di JAMA Network Open menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu yang mengalami gangguan makan atau memiliki indeks massa tubuh (BMI) di luar kisaran berat badan normal sebelum kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan kejiwaan.

Penelitian ini dipimpin oleh Ida AK Nilsson, Ph.D., dari Karolinska Institutet, Stockholm, bersama rekan-rekannya. Mereka melakukan studi kohort berbasis populasi dengan memanfaatkan data dari register nasional Finlandia untuk mengeksplorasi hubungan antara gangguan makan pada ibu dan BMI sebelum kehamilan dengan diagnosis gangguan kejiwaan pada anak.

Dalam penelitian ini, melibatkan 392.098 ibu, ditemukan bahwa 1,60 persen memiliki riwayat gangguan makan, sementara 5,89 persen mengalami berat badan kurang sebelum hamil, dan 53,13 persen mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Dari total 649.956 anak yang diteliti, 16,43 persen di antaranya menerima diagnosis gangguan perkembangan saraf atau kejiwaan. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi, gangguan makan pada ibu, berat badan kurang sebelum hamil, dan obesitas teridentifikasi terkait dengan peningkatan risiko diagnosis gangguan mental pada anak.

Ukuran efek terbesar teramati pada anak-anak dari ibu yang mengalami gangguan makan yang tidak ditentukan secara spesifik, dengan rasio bahaya 3,34 untuk gangguan tidur, dan rasio bahaya 2,79 untuk gangguan fungsi sosial dan tic. Selain itu, obesitas berat sebelum kehamilan dikaitkan dengan risiko 2,04 untuk disabilitas intelektual pada keturunan. Risiko anak mengalami gangguan makan dan gangguan perilaku, seperti gangguan kurang perhatian/hiperaktivitas, juga meningkat, dengan rasio bahaya 4,53 untuk gangguan makan yang dialami ibu dan 2,27 untuk anoreksia nervosa.

Para penulis menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan ini dan mekanisme biologis yang mendasarinya, yang dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan strategi pengelolaan dan pengobatan yang lebih efektif.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment