Sering Alami ‘Kaki Gelisah’ Saat Tidur? Studi Baru Ungkap Bisa Jadi Sinyal Awal Parkinson

11 Desember 2025 15:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Gerakan kaki tak terkendali saat tidur bisa menjadi tanda awal gangguan saraf.

Sahabat.com - Kalau kamu sering merasa kaki bergerak sendiri atau muncul dorongan kuat untuk menggerakkannya saat malam tiba, ternyata kondisi ini bukan sekadar gangguan tidur biasa. Sebuah studi besar di Korea menemukan bahwa restless leg syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit Parkinson di kemudian hari.

Peneliti menganalisis lebih dari satu juta data kesehatan dan menemukan hampir 10.000 orang dengan diagnosis RLS. Selama 15 tahun pemantauan, kelompok ini tercatat lebih cepat dan lebih sering menerima diagnosis Parkinson dibanding mereka yang tidak memiliki RLS. Menariknya, peserta dengan RLS yang menerima pengobatan dopamine agonist justru cenderung memiliki risiko lebih rendah.

RLS sendiri, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, adalah kondisi neurologis yang menyebabkan dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki, dan memengaruhi sekitar 7–10% populasi di Amerika Serikat. Meski hubungan RLS dan Parkinson belum sepenuhnya dipahami, penelitian ini menambah bukti bahwa keduanya mungkin saling terkait dalam jalur kerja dopamin.

Namun, para ahli tetap mengingatkan bahwa penelitian ini belum bisa menentukan hubungan sebab-akibat.

“Tidak ada bukti risiko genetik yang sama antara Parkinson dan RLS, dan studi sebelumnya juga tidak menemukan hubungan kausal,” ujar Dr. Guy Roleau dari McGill University, yang tidak terlibat dalam riset. 

Ia menambahkan bahwa beberapa pasien dengan REM Behaviour Disorder kerap salah didiagnosis sebagai RLS, sehingga dapat memengaruhi hasil.

Di sisi lain, Dr. Alex Dimitriu, pakar psikiatri dan pengobatan tidur, menyebut dopamin tetap bisa berperan besar dalam keterkaitan kedua kondisi ini. 

“Dalam praktik saya, kondisi yang melibatkan dopamin sering saling berkaitan. Pasien RLS lebih rentan mengalami tremor dan gejala lain yang berhubungan dengan rendahnya dopamin,” ungkapnya.

Meski masih membutuhkan penelitian lanjutan, temuan ini memberi gambaran bahwa mengenali dan menangani RLS lebih awal dapat membantu memetakan siapa saja yang berisiko lebih tinggi terkena Parkinson.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment