Sahabat.com - Sahabat, pernahkah kamu merasa sesak napas tiba-tiba? Jangan disepelekan, karena sebuah studi internasional terbaru di Malawi menemukan bahwa sesak napas ternyata bisa meningkatkan risiko kematian dalam jangka panjang.
Penelitian ini melibatkan 751 pasien rumah sakit dan hasilnya cukup mengejutkan: lebih dari separuh pasien yang mengalami sesak napas meninggal dalam waktu satu tahun, jumlahnya mencapai 51 persen.
Sebaliknya, pada pasien yang tidak mengalami gejala tersebut, angka kematian hanya sekitar 26 persen. Artinya, sesak napas adalah tanda serius yang bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan lain seperti pneumonia, anemia, gagal jantung, hingga tuberkulosis.
Dr. Stephen Spencer dari Liverpool School of Tropical Medicine yang memimpin riset ini mengatakan, “Sejak pandemi COVID-19, akses oksigen memang semakin luas di Afrika, tetapi kenyataannya pasien dengan sesak napas di Malawi masih memiliki tingkat kematian dua kali lebih tinggi dibandingkan pasien di Eropa.”
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa sebagian besar pasien justru hidup dengan lebih dari satu penyakit sekaligus. Kondisi ini membuat pengobatan menjadi lebih rumit dan membutuhkan pendekatan berbeda.
“Mengobati satu penyakit saja tidak cukup, karena pasien sering kali membawa lebih dari satu masalah kesehatan dalam tubuh mereka,” tambah Dr. Spencer.
Dalam studi ini, ditemukan bahwa 69 persen pasien gagal jantung dengan sesak napas meninggal dalam setahun, disusul 57 persen pasien dengan anemia, 53 persen pasien pneumonia, dan 47 persen pasien TB. Bahkan, 63 persen pasien memiliki lebih dari satu kondisi sekaligus, yang memperburuk risiko kematian.
Dr. Ben Morton, peneliti senior, menegaskan, “Sesak napas adalah alasan umum pasien datang ke rumah sakit, dan sayangnya berhubungan dengan hasil yang buruk. Kita butuh cara baru yang lebih menyeluruh untuk merawat mereka.”
Sementara itu, Dr. Felix Limbani, salah satu peneliti, menambahkan bahwa temuan ini seharusnya menjadi momentum bagi negara dengan sumber daya terbatas untuk memperkuat layanan kesehatan pernapasan.
Ia menekankan pentingnya ketersediaan oksigen medis dan tenaga kesehatan yang terlatih agar bisa menurunkan angka kematian akibat sesak napas.
Hasil penelitian ini memberikan pesan penting: jangan pernah menyepelekan sesak napas, karena bisa jadi itu sinyal tubuh sedang berjuang melawan penyakit serius. Semakin cepat terdeteksi dan ditangani, semakin besar peluang pasien untuk selamat.
0 Komentar
Susah Tidur Bisa Mempercepat Penuaan Otak dan Picu Risiko Demensia, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan
Hati-Hati! Infeksi Virus West Nile Meroket 40%, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya!
Lemak Tersembunyi yang Tak Terlihat Bisa Mempercepat Penuaan Jantung Meski Rajin Olahraga
Diet Keto Bikin Gejala Depresi Turun Drastis pada Mahasiswa, Studi Baru Ungkap Hasil Mengejutkan
Leave a comment