Startup Ini Ciptakan Teknologi Real-Time Deteksi Kanker Payudara Selama Operasi

06 November 2024 14:50
Penulis: Adiansyah, lifestyle
Teknologi ini tidak hanya mengurangi kebutuhan operasi kedua, tetapi juga mendeteksi jaringan yang mungkin terlewatkan dalam pemeriksaan patologi standar.

Sahabat.com - Kanker payudara adalah kanker kedua paling umum di AS, mempengaruhi satu dari delapan wanita. Sebagian besar wanita yang menderita kanker payudara menjalani lumpektomi untuk mengangkat tumor dan jaringan sehat di sekitarnya. Namun, sekitar 20% harus menjalani operasi kedua untuk mengangkat lebih banyak jaringan, karena kanker mungkin masih tertinggal.

Lumicell, startup hasil spin-off MIT, mengembangkan teknologi yang memungkinkan ahli bedah mendeteksi sel kanker secara real-time selama operasi. Perangkat genggam dan agen pencitraan optik yang dikembangkan memungkinkan pemindaian jaringan untuk mendeteksi sel kanker yang tersisa. Hasilnya ditampilkan di monitor yang membantu ahli bedah mengangkat jaringan tambahan saat prosedur berlangsung.

Dalam uji klinis dengan 357 pasien, teknologi ini tidak hanya mengurangi kebutuhan operasi kedua, tetapi juga mendeteksi jaringan yang mungkin terlewatkan dalam pemeriksaan patologi standar. Teknologi ini telah mendapat persetujuan dari FDA pada tahun ini, sebuah pencapaian penting bagi Lumicell dan para pendirinya, termasuk profesor MIT Linda Griffith dan Moungi Bawendi, serta W. David Lee.

Lee, yang sebelumnya bekerja di bidang konsultan teknologi, terinspirasi untuk mengembangkan teknologi medis setelah istrinya didiagnosis kanker payudara. Ia bergabung dengan Koch Institute dan memulai penelitian mengenai pencitraan sel tunggal menggunakan kamera CCD. Kerja sama dengan peneliti lain menghasilkan teknologi yang menggabungkan pencitraan CCD dengan protein rekayasa yang menyala di tepi tumor selama operasi.

Pada 2010, Griffith, yang juga seorang penderita kanker payudara, merasakan langsung ketidakpastian mengenai tepi tumor pascaoperasi, yang memperkuat komitmennya terhadap pengembangan teknologi ini. 

Proses dimulai beberapa jam sebelum operasi dengan pemberian agen pencitraan melalui infus. Selama operasi, ahli bedah menggunakan perangkat Lumicell untuk memindai rongga payudara, dengan software yang menyoroti area mencurigakan. Proses ini hanya menambah waktu kurang dari 7 menit pada prosedur.

"Teknologi ini memungkinkan ahli bedah memindai seluruh rongga, sementara patologi hanya melihat sekitar 1-2% dari permukaan tumor yang diangkat," kata Lee. Teknologi ini membantu mengurangi operasi kedua dan dapat mendeteksi kanker yang terlewatkan pada pemeriksaan patologi.

Lumicell juga sedang menguji apakah teknologi ini dapat diterapkan pada jenis kanker lainnya, seperti prostat, sarkoma, dan lambung. Setelah Lee mengundurkan diri sebagai CEO pada 2020, Howard Hechler mengambil alih sebagai presiden. Lee kini kembali ke MIT untuk meraih gelar PhD di bidang neuroscience, 50 tahun setelah memperoleh gelar master.

Griffith menekankan pentingnya budaya kolaboratif di MIT dalam mendukung pembentukan Lumicell. "MIT mendorong kolaborasi, yang memungkinkan kami menciptakan inovasi yang lebih besar," katanya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment