Sahabat.com - Setiap tahun, lebih dari setengah juta orang di Amerika Serikat mengalami stroke pertama. Meskipun kondisi ini serius dan berpotensi fatal, hingga 80% kasus stroke dapat dicegah, menurut pedoman pencegahan terbaru yang dikeluarkan oleh American Stroke Association (ASA).
Stroke terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat oleh gumpalan, menghalangi aliran darah dan pasokan oksigen. Akibatnya, sel-sel otak dapat mati, yang menyebabkan komplikasi serius seperti kelumpuhan, kehilangan ingatan, cacat permanen, dan bahkan kematian. Faktor risiko untuk stroke termasuk tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, sleep apnea, serta riwayat penyakit kardiovaskular seperti fibrilasi atrium.
Pedoman pencegahan stroke ASA yang baru ini menggantikan pedoman tahun 2014 dan fokus pada pencegahan stroke pertama. "Cara paling efektif untuk mengurangi kejadian dan kematian akibat stroke adalah dengan mencegah stroke pertama—ini yang disebut pencegahan primer. Beberapa populasi memiliki risiko stroke yang lebih tinggi karena faktor genetik, gaya hidup, dan faktor sosial. Dalam beberapa kasus, individu tidak mendapatkan pemeriksaan yang memadai untuk mengidentifikasi risiko mereka," ujar Dr. Cheryl D. Bushnell, Ketua kelompok penulisan pedoman ASA dan dosen di Sekolah Kedokteran Universitas Wake Forest, Carolina Utara.
Dalam upaya mencegah stroke pertama, penyedia layanan kesehatan disarankan untuk mengevaluasi pasien terkait faktor risiko seperti tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan obesitas. Obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan statin untuk kolesterol tinggi dianjurkan bagi individu berisiko. Para ahli juga merekomendasikan penggunaan obat agonis reseptor glukagon-like protein-1 (GLP-1) yang disetujui FDA untuk pasien dengan obesitas atau diabetes tipe 2.
Pedoman baru ini juga memperkenalkan rekomendasi berbasis gender untuk skrining dan pencegahan stroke, berbeda dari pedoman sebelumnya. Wanita yang berisiko lebih tinggi, misalnya, berdasarkan penggunaan kontrasepsi oral, endometriosis, dan komplikasi kehamilan seperti tekanan darah tinggi dan kelahiran prematur, perlu diperhatikan. Selain itu, individu yang menjalani terapi estrogen untuk penegasan gender mungkin juga menghadapi risiko lebih tinggi terkena stroke.
ASA menekankan pentingnya kesadaran dan pendidikan publik tentang pilihan gaya hidup sehat, sesuai dengan prinsip Life's Essential 8 dari American Heart Association. Prinsip ini mencakup penghentian merokok, peningkatan aktivitas fisik, pola makan sehat, dan perbaikan kualitas tidur.
"Pedoman ini sangat penting karena adanya temuan baru sejak pembaruan terakhir 10 tahun lalu. Memahami siapa yang berisiko lebih tinggi terkena stroke pertama dan memberikan dukungan untuk menjaga kesehatan jantung dan otak dapat membantu mencegah kejadian stroke pertama," tambah Dr. Bushnell.
0 Komentar
Jalan Kaki Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Bikin Kamu Bebas dari Sakit Pinggang, Ini Faktanya!
Makan Mangga Tiap Hari Ternyata Bisa Bantu Jaga Gula Darah dan Berat Badan Stabil, Lho!
Rahasia Kulit Lebih Tebal dan Awet Muda? Vitamin C Ternyata Punya Jurus Genetik Rahasia!
Skandal Obat Jantung Miliaran Dolar: Dokter Mungkin Tak Akan Gunakan Jika Tahu Fakta Ini!
Waspada! Ganja Ternyata Bisa Melipatgandakan Risiko Kematian Akibat Serangan Jantung
Ngopi Tiap Hari Bisa Bikin Gula Darah Stabil? Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui!
Obat Diabetes Ini Diam-Diam Bisa Jadi Harapan Baru untuk Masalah Otak Serius Tanpa Operasi!
Ini Gejala Varian COVID Terbaru yang Lagi Naik Daun!
Leave a comment