Studi Mengejutkan: Generasi Setelah 1939 Diprediksi Tak Akan Capai Umur 100 Tahun!

10 Oktober 2025 11:01
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Hasil riset yang diterbitkan di jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini memperingatkan bahwa tidak ada generasi yang lahir setelah tahun 1939 yang akan mencapai rata-rata usia hidup 100 tahun.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru dari University of Wisconsin–Madison memunculkan temuan yang cukup mengejutkan: harapan hidup manusia di negara-negara maju tampaknya telah mencapai titik stagnan. 

Hasil riset yang diterbitkan di jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini memperingatkan bahwa tidak ada generasi yang lahir setelah tahun 1939 yang akan mencapai rata-rata usia hidup 100 tahun.

Profesor Héctor Pifarré i Arolas dari La Follette School of Public Affairs, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa peningkatan usia harapan hidup yang sangat cepat pada awal abad ke-20 tampaknya tidak akan terulang kembali. 

“Kenaikan luar biasa dalam harapan hidup di paruh pertama abad ke-20 adalah fenomena yang tampaknya sulit kita capai lagi di masa depan,” ujarnya.

Penelitian yang dilakukan bersama José Andrade dari Max Planck Institute for Demographic Research dan Carlo Giovanni Camarda dari Institut national d’études démographiques ini menganalisis tren harapan hidup di 23 negara berpenghasilan tinggi menggunakan data dari Human Mortality Database dan enam model prediksi kematian.

Antara tahun 1900 dan 1938, harapan hidup meningkat sangat cepat — rata-rata bertambah sekitar 5,5 bulan setiap generasi. 

Seseorang yang lahir di tahun 1900 bisa berharap hidup hingga usia 62 tahun, sedangkan pada 1938, rata-rata meningkat menjadi sekitar 80 tahun. Namun, setelah 1939, peningkatan tersebut melambat drastis, hanya sekitar 2,5 hingga 3,5 bulan per generasi.

Menurut Andrade, penyebab utama perlambatan ini adalah menurunnya dampak dari penurunan angka kematian bayi. 

“Kami memperkirakan bahwa mereka yang lahir pada tahun 1980 tidak akan hidup hingga 100 tahun secara rata-rata. Lonjakan usia panjang di masa lalu didorong oleh peningkatan luar biasa dalam angka kelangsungan hidup pada usia sangat muda — hal yang kini sudah hampir tidak mungkin diulang,” jelasnya.

Pada awal abad ke-20, penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kualitas hidup berkat kemajuan medis memberi kontribusi besar terhadap lonjakan harapan hidup. Namun saat ini, karena tingkat kematian anak sudah sangat rendah, peningkatan pada kelompok usia lanjut tidak cukup besar untuk mendorong harapan hidup naik secepat sebelumnya.

Peneliti menegaskan, meski masa depan selalu penuh ketidakpastian — mulai dari pandemi hingga penemuan medis baru — hasil ini memberikan panduan penting bagi pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan masa depan. 

Studi ini menyoroti pentingnya menyesuaikan kebijakan kesehatan, pensiun, dan perencanaan sosial, karena pertumbuhan harapan hidup kini melambat secara signifikan.

Temuan ini juga menjadi pengingat bagi individu untuk lebih realistis dalam perencanaan hidup jangka panjang, termasuk dalam hal tabungan, pensiun, dan kesejahteraan di usia lanjut.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment