Studi Menunjukkan Pengaruh Stres Terhadap Kanker Kolorektal

14 Oktober 2024 15:47
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun stres kronis meningkatkan pertumbuhan tumor, ia juga mengurangi jumlah bakteri usus yang menguntungkan, terutama dari genus Lactobacillus, yang penting untuk respons imun yang sehat terhadap kanker.

Sahabat.com - Stres dikenal memiliki dampak signifikan terhadap berbagai masalah kesehatan. Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bagaimana stres dapat memperburuk kanker kolorektal (CRC).

Tim peneliti dari Rumah Sakit Barat China, Universitas Sichuan, China, menemukan bahwa stres kronis mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, yang kemudian mempercepat perkembangan CRC. Dengan menghilangkan beberapa bakteri usus dan menginduksi stres, mereka mengidentifikasi spesies bakteri tertentu sebagai target terapi potensial.

Para peneliti menggunakan campuran antibiotik -- vancomycin, ampicillin, neomycin, dan metronidazole -- untuk mengeradikasi mikrobiota usus. Selanjutnya, mereka melakukan transplantasi mikrobiota feses untuk mengetahui apakah mikrobiota usus diperlukan bagi stres kronis dalam mempercepat perkembangan kanker kolorektal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun stres kronis meningkatkan pertumbuhan tumor, ia juga mengurangi jumlah bakteri usus yang menguntungkan, terutama dari genus Lactobacillus, yang penting untuk respons imun yang sehat terhadap kanker.

“Perkembangan CRC terkait stres dapat dijelaskan oleh penurunan bakteri usus yang bermanfaat, karena hal ini melemahkan respons imun tubuh terhadap kanker,” kata peneliti utama Dr. Qing Li dari universitas tersebut.

Bakteri Lactobacillus, yang sensitif terhadap vancomycin dan ampicillin, ditemukan berkurang baik pada kelompok kontrol maupun kelompok stres setelah perlakuan antibiotik.

Untuk mengeksplorasi lebih lanjut bagaimana Lactobacillus memengaruhi kadar sel T CD8+ -- yang memainkan peran penting dalam imunitas anti-tumor tubuh -- para peneliti memberikan suplemen Lactobacillus kepada tikus selama stres kronis dan mengamati pengurangan pembentukan tumor.

“Melalui analisis feses, kami menemukan bahwa Lactobacillus plantarum (L. plantarum) secara spesifik mengatur metabolisme asam empedu dan meningkatkan fungsi sel T CD8+. Ini menunjukkan bagaimana Lactobacillus dapat meningkatkan imunitas anti-tumor,” ujar Li.

Penelitian ini menunjukkan potensi terapi berbasis Lactobacillus dalam pengobatan pasien, khususnya mereka yang terkena stres kronis.

“Memulihkan bakteri bermanfaat dalam usus, seperti Lactobacillus, dapat memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap kanker kolorektal,” tutup Li.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment