Studi: Pria Lebih Rentan Meninggal Akibat Cedera Otak Traumatis

10 Januari 2025 14:48
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Cedera otak traumatis (TBI) terjadi ketika kepala mengalami benturan atau guncangan yang cukup keras untuk merusak jaringan otak. Kerusakan ini dapat berupa memar, pendarahan, atau gangguan fungsi otak yang dapat mengancam nyawa.

Sahabat.com - Sebuah analisis baru terhadap data kematian di Amerika Serikat mengungkapkan dampak yang tidak proporsional dari cedera otak traumatis (TBI) pada pria, orang dewasa yang lebih tua, serta kelompok ras dan etnis tertentu. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Brain Injury, memberikan wawasan mendalam mengenai kematian terkait TBI di berbagai kelompok populasi sepanjang tahun 2021.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunuh diri tetap menjadi penyebab kematian paling umum yang terkait dengan TBI, diikuti oleh jatuh yang tidak disengaja. Temuan ini juga mencatat bahwa pria lebih mungkin meninggal akibat cedera otak tersebut, dengan angka kematian lebih dari tiga kali lipat dibandingkan wanita (30,5 per 100.000 vs 9,4 per 100.000). Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari tingkat keparahan cedera yang lebih tinggi setelah jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, hingga perbedaan biologis antara pria dan wanita.

Menurut Dr. Alexis Peterson, penulis utama dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Cedera Nasional, beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal akibat TBI. "Selain pria, orang dewasa yang lebih tua juga berisiko tinggi, dengan jatuh yang tidak disengaja sebagai penyebab utama kematian terkait TBI. Suku Indian Amerika atau Penduduk Asli Alaska juga menunjukkan tingkat cedera fatal yang lebih tinggi," ujarnya.

Penyebab utama TBI meliputi benturan, pukulan, atau guncangan pada kepala yang mengganggu fungsi normal otak. Cedera ini bisa disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, jatuh, penyerangan, atau melukai diri sendiri. Pada tahun 2020, TBI dikaitkan dengan sekitar seperempat dari semua kematian akibat cedera di AS.

Data yang dianalisis menunjukkan bahwa pada tahun 2021, ada 69.473 kematian terkait TBI di AS—atau sekitar 190 kematian per hari. Angka kematian terkait TBI yang disesuaikan dengan usia tercatat sebesar 19,5 per 100.000, meningkat 8,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Faktor Risiko Tertentu

Penelitian ini juga mencatat bahwa orang dewasa yang lebih tua (75 tahun ke atas) memiliki tingkat kematian tertinggi akibat TBI, dengan jatuh yang tidak disengaja menjadi penyebab utama. Sementara itu, individu dari ras Indian Amerika atau Penduduk Asli Alaska menunjukkan angka kematian terkait TBI yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ras atau etnis lainnya.

Sebagian besar kematian terkait TBI disebabkan oleh cedera tidak disengaja, seperti kecelakaan kendaraan bermotor dan jatuh (37.635 kasus). Sebanyak 30.801 kematian lainnya disebabkan oleh cedera yang disengaja, termasuk bunuh diri dan penyerangan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa anak-anak berusia 0-17 tahun menyumbang sekitar 4% dari kematian terkait TBI, dengan total 2.977 kasus.

Peran Penting Penyedia Layanan Kesehatan

Penyedia layanan kesehatan diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam pencegahan kematian akibat TBI, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi. Dr. Peterson menekankan pentingnya penilaian menyeluruh terhadap pasien, dengan perhatian khusus pada individu yang berisiko tinggi akibat jatuh atau masalah kesehatan mental. "Penyedia layanan kesehatan dapat memberikan rujukan yang tepat waktu dan merekomendasikan intervensi yang disesuaikan dengan budaya setempat untuk mencegah cedera atau kematian lebih lanjut," kata Peterson.

Upaya kesehatan masyarakat harus difokuskan pada pencegahan penyebab utama kematian terkait TBI, seperti jatuh yang tidak disengaja dan masalah kesehatan mental. Langkah-langkah pencegahan ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat cedera otak traumatis di masa depan.

Meskipun pandemi COVID-19 kemungkinan memengaruhi tren kematian terkait TBI pada tahun 2021, penulis penelitian ini juga mengingatkan adanya keterbatasan dalam analisis ini, seperti potensi kesalahan dalam klasifikasi atau dokumentasi penyebab kematian yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam memperkirakan jumlah kematian terkait TBI.

Penjelasan Medis Tentang TBI

Cedera otak traumatis (TBI) terjadi ketika kepala mengalami benturan atau guncangan yang cukup keras untuk merusak jaringan otak. Kerusakan ini dapat berupa memar, pendarahan, atau gangguan fungsi otak yang dapat mengancam nyawa. Gejala TBI bisa berkisar dari ringan, seperti sakit kepala dan pusing, hingga parah, seperti hilang kesadaran, gangguan fungsi kognitif, dan kelumpuhan. 

TBI bisa disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, kekerasan fisik, atau bahkan cedera olahraga. Dalam kasus yang lebih parah, TBI dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, termasuk kesulitan berpikir, berbicara, dan mengingat, serta perubahan perilaku.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment