Studi Tentang Wanita Tertua di Dunia Mengungkap Cara Hidup Hingga Usia 100 Tahun Lebih

20 Maret 2025 19:23
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Salah satu hal yang dicatat para peneliti adalah kecintaan Maria pada yogurt. Mereka percaya bahwa pilihan diet Maria membantu memelihara bakteri baik di saluran pencernaannya, dan memang, mikrobioma usus Maria memiliki karakteristik seseorang yang jauh lebih muda.

Sahabat.com - Maria Branyas, wanita asal Catalonia, meninggal pada Agustus 2024 di usia 117 tahun dan 168 hari, mencatatkan dirinya sebagai manusia tertua yang masih hidup di dunia. 

Untuk mengetahui rahasia panjang umur Maria, tim peneliti dari Institut Riset Leukemia Josep Carreras di Spanyol melakukan analisis menyeluruh yang mencakup gen, protein, mikrobioma, hingga metabolisme tubuhnya.

Laporan mereka, yang belum melalui proses peer review, memberikan wawasan langka tentang mekanisme seluler yang mungkin memberi kita peluang untuk memulai abad kedua kehidupan. 

Maria adalah seorang supercentenarian, yakni seseorang yang mencapai usia 110 tahun atau lebih, yang merupakan pencapaian luar biasa. Hanya sekitar 1 dari 10 orang yang mencapai usia 100 tahun dapat bertahan hingga dekade berikutnya.

Melalui berbagai teknik analisis dan wawancara, para peneliti menemukan bahwa Maria menjalani gaya hidup yang sangat aktif secara mental, sosial, dan fisik. Dia menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman-teman, yang diketahui dapat menjaga agar demensia tidak berkembang. 

Maria juga menjaga pola makan yang sehat, terutama dengan mengikuti pola makan Mediterania yang telah terbukti berkaitan dengan usia panjang.

Salah satu hal yang dicatat para peneliti adalah kecintaan Maria pada yogurt. Mereka percaya bahwa pilihan diet Maria membantu memelihara bakteri baik di saluran pencernaannya, dan memang, mikrobioma usus Maria memiliki karakteristik seseorang yang jauh lebih muda. 

"Mikroorganisme sangat penting dalam menentukan tidak hanya komposisi metabolit tubuh kita, tetapi juga peradangan, permeabilitas usus, kognisi, serta kesehatan tulang dan otot," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Variasi dalam DNA kita telah lama dianggap sebagai faktor penentu kematian. Maria memiliki gen-gen yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, perlindungan terhadap penyakit jantung, dan penurunan risiko kanker.

Studi ini juga menganalisis metilasi DNA, yaitu mekanisme penandaan kimia yang memengaruhi ekspresi gen. Karena mekanisme ini dipengaruhi oleh stres lingkungan, hal ini sering digunakan untuk mengukur usia biologis kita yang mencerminkan ujian-ujian hidup yang telah kita lewati. 

"Yang mengejutkan, semua algoritma usia berdasarkan metilasi DNA menghasilkan hasil yang sama," tulis para peneliti.

"Kami menemukan bahwa supercentenarian kami menunjukkan usia biologis yang jauh lebih muda daripada usia kronologisnya, dan ini terjadi pada tiga jaringan yang dianalisis."

Faktor lain yang menonjol dalam penelitian ini adalah metabolisme Maria yang sangat efisien, yang mengarah pada tingkat kolesterol 'jahat' yang rendah dan kolesterol 'baik' yang tinggi, serta tingkat peradangan yang rendah (yang melindungi dari berbagai masalah kesehatan).

Maria sendiri menyebutkan bahwa panjang umurnya disebabkan oleh "hidup yang teratur dan lingkungan yang menyenangkan." Namun, jelas bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi. Meskipun sebagian besar dari kita mungkin tidak akan mencapai usia 117 tahun, penelitian ini membantu kita memahami bagaimana tubuh bisa memiliki peluang terbaik untuk menua tanpa kerusakan atau penyakit, sehingga meningkatkan kesehatan kita di usia tua.

"Gambaran yang muncul dari studi kami menunjukkan bahwa usia yang sangat lanjut dan kesehatan yang buruk tidak selalu terkait secara intrinsik, dan kedua proses ini dapat dibedakan dan dianalisis di tingkat molekuler," kata para peneliti.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment