Studi Terbaru Ungkap 3 Faktor Paling Mematikan dari Penyakit Hati Tersering di Dunia

01 Oktober 2025 14:12
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penyakit ini berkembang ketika lemak berlebih menumpuk di hati dan sering berkaitan dengan obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, serta kadar HDL rendah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius pada hati, jantung, hingga ginjal.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang penyakit hati kronis paling umum di dunia, yaitu metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD) atau perlemakan hati akibat gangguan metabolisme. 

Selama ini diabetes dianggap sebagai ancaman terbesar, namun riset dari Keck Medicine of USC justru menemukan bahwa tekanan darah tinggi menjadi faktor paling mematikan, disusul dengan prediabetes atau diabetes, serta kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah.

MASLD sendiri dialami oleh lebih dari sepertiga populasi dunia. Penyakit ini berkembang ketika lemak berlebih menumpuk di hati dan sering berkaitan dengan obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, serta kadar HDL rendah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius pada hati, jantung, hingga ginjal.

Penelitian yang dipublikasikan di Clinical Gastroenterology and Hepatology menunjukkan bahwa tiga faktor kardiometabolik ini meningkatkan risiko kematian masing-masing hingga 40% untuk tekanan darah tinggi, 25% untuk prediabetes atau diabetes, dan 15% untuk HDL rendah. Menariknya, hasil tersebut berlaku sama pada berbagai kelompok gender maupun etnis.

“MASLD adalah penyakit yang kompleks, dan studi ini memberi wawasan baru tentang fokus utama dokter dalam menangani pasien,” jelas Dr. Norah A. Terrault, ahli hepatologi sekaligus penulis senior penelitian tersebut. 

Ia menambahkan bahwa mengetahui aspek mana yang paling berisiko dapat membantu pasien mendapat perawatan terbaik.

Hal mengejutkan lain diungkapkan oleh Dr. Matthew Dukewich, penulis utama penelitian, yang mengatakan bahwa tekanan darah tinggi ternyata lebih berbahaya dibandingkan diabetes bagi penderita MASLD. 

“Selama ini banyak yang mengira diabetes adalah ancaman utama, namun data kami membuktikan hal berbeda,” ujarnya.

Selain itu, obesitas yang menjadi faktor paling umum MASLD juga terbukti meningkatkan risiko kematian, tergantung pada indeks massa tubuh (BMI) seseorang. Semakin tinggi BMI, semakin besar pula risikonya. 

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa setiap tambahan satu faktor risiko kardiometabolik pada pasien MASLD dapat meningkatkan risiko kematian hingga 15%.

Para peneliti menggunakan data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) yang melibatkan lebih dari 134 ribu orang dewasa di Amerika Serikat selama periode 1988–2018. 

Dari jumlah itu, sekitar 21 ribu diidentifikasi memiliki MASLD.
Ke depan, tim peneliti berharap dapat menggali lebih dalam kaitan antara faktor genetik, pola makan, hingga konsumsi alkohol dengan risiko MASLD. 

“Semakin banyak yang bisa kita pahami tentang penyebab penyakit ini, semakin tepat pula kita bisa menentukan siapa yang paling membutuhkan intervensi,” tambah Dr. Terrault.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment