Sahabat.com - Kanker usus besar atau kanker kolorektal termasuk salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia karena sering terlambat terdeteksi.
Biasanya, pasien baru mengetahui ketika penyakit ini sudah masuk tahap lanjut. Meski teknologi kolonoskopi modern membantu mendeteksi lesi prakanker, dokter masih menghadapi tantangan dalam menentukan mana yang benar-benar berisiko berubah menjadi kanker.
Kini, sebuah studi terbaru dari Champalimaud Foundation di Portugal membuka harapan baru. Para peneliti berhasil menguji teknik pencitraan optik yang memanfaatkan cahaya alami atau autofluoresensi dari jaringan tubuh tanpa perlu zat pewarna tambahan.
Dengan menganalisis seberapa lama cahaya tersebut bertahan, para ahli bisa melihat perbedaan halus pada biokimia jaringan. Metode ini kemudian dipadukan dengan kecerdasan buatan (AI) sehingga mampu membedakan lesi jinak dan kanker secara real-time.
Penelitian yang diterbitkan dalam Biophotonics Discovery ini melibatkan 117 pasien yang menjalani operasi kolorektal. Sampel jaringan dipindai menggunakan sistem laser ganda dengan panjang gelombang berbeda untuk memicu molekul tubuh seperti kolagen.
Data yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan model machine learning bernama Adaptive Boosting (AdaBoost). Hasilnya, akurasi deteksi mencapai 85% hingga 87% dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang sama kuat.
Profesor Samuele Cortese dari University of Southampton menegaskan, “Ketika orang ingin tahu apakah sebuah pengobatan atau metode diagnosis efektif, mereka tidak bisa hanya mengandalkan satu penelitian saja. Harus dilihat seluruh bukti yang tersedia agar hasilnya tidak menyesatkan.”
Jika kelak diterapkan secara klinis, teknologi ini dapat membantu dokter mengambil keputusan lebih cepat saat kolonoskopi atau operasi. Lesi yang berpotensi berbahaya bisa segera diangkat, sementara prosedur yang tidak perlu bisa dihindari.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa sistem pencitraan bisa dibuat lebih sederhana tanpa mengurangi akurasi, sehingga membuka peluang untuk menekan biaya peralatan medis di masa depan.
Meski masih butuh uji coba lebih luas dengan pasien dari berbagai latar belakang, studi ini menjadi langkah penting menuju era baru deteksi kanker usus besar yang lebih cepat, minim invasif, dan berbasis AI.
0 Komentar
Teknologi Canggih Ini Diklaim Bisa Deteksi Kanker Usus Besar Lebih Cepat Tanpa Operasi!
Hati-Hati! Studi Besar Bongkar Fakta Mengejutkan soal Terapi Alternatif untuk Autisme
Kabar Baik, Risiko Kanker Kedua Setelah Kanker Payudara Stadium Awal Ternyata Rendah
Ternyata Gula Bisa Jadi Senjata Baru untuk Lawan Kanker
Mengejutkan! Alkohol Bisa Buka Jalan Bakteri Jahat Serang Hati
Leave a comment