Sahabat.com - Ada harapan baru bagi pasien kanker kandung kemih lanjut yang tidak merespons terapi lini pertama, menurut laporan para peneliti.
Sebuah obat eksperimental bernama cretostimogene grenadenorepvec berhasil mendorong remisi lengkap pada tiga perempat pasien yang tidak merespons terapi imun yang umumnya digunakan untuk mengobati penyakit ini.
"Temuan ini mengatasi kebutuhan yang sangat mendesak bagi pasien kanker kandung kemih dan berpotensi meningkatkan kualitas hidup mereka," ujar peneliti utama, Dr. Mark Tyson, seorang ahli urologi onkologi di Mayo Clinic Comprehensive Cancer Center di Rochester, Minnesota.
Timnya mempresentasikan temuan ini pada Kamis, 5 Desember 2024, di Dallas dalam pertemuan tahunan Society of Urologic Oncology.
Menurut American Cancer Society, lebih dari 83.000 kasus baru kanker kandung kemih didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat, dengan hampir 17.000 kematian terkait penyakit ini. Kanker ini umumnya menyerang orang yang lebih tua, dan pria memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita.
Sebagaimana dijelaskan oleh para peneliti, terapi lini pertama untuk kanker kandung kemih biasanya melibatkan vaksin terapeutik bernama Bacillus Calmette-Guérin (BCG), yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1921 dan juga digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Namun, para dokter kanker menyadari bahwa BCG dapat merangsang respons imun di kandung kemih yang menarik sel-sel imun ke organ tersebut untuk melawan sel kanker.
Meskipun demikian, tidak semua pasien merespons terapi BCG, seperti yang dicatat oleh Dr. Tyson dan tim penelitinya.
Penelitian baru ini melibatkan 110 pasien yang tidak merespons terapi BCG. Mereka menerima dosis intermiten cretostimogene grenadenorepvec yang disuntikkan ke dalam kandung kemih selama tiga tahun.
Menurut siaran pers dari Mayo Clinic, "Hampir 75% pasien mengalami remisi kanker lengkap, dengan banyak di antaranya tetap bebas kanker lebih dari dua tahun."
Klinik tersebut juga menambahkan bahwa "sebagian besar peserta tidak memerlukan operasi pengangkatan kandung kemih, dan terapi ini diterima dengan baik, dengan efek samping serius yang minimal."
Para peneliti berencana melanjutkan uji coba lebih lanjut untuk melihat apakah pengobatan baru ini efektif dalam jangka panjang, dan apakah menggabungkannya dengan terapi lain dapat meningkatkan manfaat lebih lanjut.
"Kami sekarang tahu bahwa pengobatan ini bisa efektif dan aman, berpotensi mengurangi kebutuhan akan operasi pengangkatan kandung kemih, serta memberikan alternatif yang sangat dibutuhkan bagi pasien dengan opsi terbatas," kata Dr. Tyson.
Karena temuan ini dipresentasikan dalam pertemuan medis, hasil ini masih dianggap sebagai temuan awal hingga diterbitkan dalam jurnal yang telah melalui proses tinjauan sejawat.
0 Komentar
Billie Eilish Dikabarkan Menunjukkan Tanda-tanda Paranoia
Apakah Anak Anda Sering Sakit Saat Musim Dingin? Ahli Berikan Tips untuk Meningkatkan Imunitas
Ilmuwan Ungkap Mikroba yang Mungkin Hidup di Microwave Anda
Aktivitas Kuno Ini Dinyatakan Dapat Meningkatkan Kesehatan dan Memperpanjang Umur, Benarkah?
Waspada Penyakit Tidur yang Mematikan: Demam, Psikosis, dan Risiko Penyebaran Global
Konsumsi Daging Merah Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2, Banyak yang Belum Tahu
Para Ilmuwan Menemukan Kode Kanker dengan Penemuan Protein Terobosan
Leave a comment